Tuesday, January 14, 2025
BerandaBerita Utama80 Mal Jakarta Siap Beroperasi, IDI Khawatirkan Ledakan Kasus Baru

80 Mal Jakarta Siap Beroperasi, IDI Khawatirkan Ledakan Kasus Baru

progresifjaya.id, JAKARTA – Kegiatan bisnis dan hiburan di Ibu Kota Jakarta mulai dihidupkan lagi. Hari ini, rencananya 80 mal di Jakarta kembali beroperasi. Ada yang senang bisa ngemal lagi, bisa nongkrong lagi. Tapi, ada juga yang geleng-geleng kepala. Salah satunya para dokter yang khawatir corona yang saat ini masih mengkhawatirkan jadi lebih mengkhawatirkan lagi.

Terkait akan dibukanya kembali mal-mal di Jakarta dibenarkan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta, Ellen Hidaya. Jumlahnya, kata dia, ada 80 mal yang siap buka.

Namun, Elen menegaskan, 80 mal yang akan buka tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, APPBI tengah mempersiapkan peralatan touchless untuk menghindari kontak langsung. Protokol kesehatan lainnya adalah wajib memakai masker, jaga jarak 1 meter, suhu tubuh harus di bawah 37,5 derajat celcius, lift maksimum 6 orang, hingga pembayaran yang didorong cashless.

Kata Ellen, mal juga belum beroperasi penuh, baru setengahnya. Baru start dengan 50 persen. Sedangkan jam buka saat awal dari jam 11 sampai dengan jam 20.00. Saat normal dulu kan 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB,” terang Ellen.

Selain itu, beberapa tenant belum diperbolehkan dibuka. Seperti bioskop, tempat karaoke, fitnes, perawatan tubuh atau wajah, maupun tempat ber main anak. “Salon boleh dibuka, tapi hanya sebatas potong rambut,” ucapnya.

Apa saja mal yang akan buka? Di Jakarta Pusat, kata dia, ada 21 mal. Di antaranya: Cikini Gold Center, FX Sudirman, Gajah Mada Plaza, Golden Truly, Grand Indonesia, Harco Pasar Baru, Istana Pasar Baru, ITC Cempaka Mas Mega grosir, ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, Mal Mangga Dua, Mangga Dua Square, Plaza atrium, Plaza glodok, Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Senayan City, Teras Benhil, dan Thamrin City.

Di Jakarta Selatan ada 26 Mal. Diantaranya : Blok M Square, Ciputra World Jakarta/Lotte Shopping Avenue, De Entrance, Epiwalk, Gandaria City, Grand ITC Permata Hijau, ITC Fatmawati, ITC Kuningan, Kalibata City Square, Kuningan City, Kota Kasablanka, Lippo Mall Kemang, Mal Ambasador, Mal Blok M, Pacific Place, Pejaten Village, Plaza Blok M, Plaza Festival, Plaza Kalibata, Plaza Mebel, Poins Square, Pondok Indah Mal, The Plaza Semanggi, Town Square Cilandak, dan Transmart Cilandak.

Jakarta Barat 10 Mal: Central Park Neo Soho, Lindeteves Trade Center LTC glodok, Lippo Mal Puri, Mal Ciputra Jakarta, Mal Matahari Puri Daan Mogot, Mal Taman Anggrek, Mal Taman Palem, Puri Indah Mal, PX Pavilion, dan Seasons City.

Jakarta Timur 11 Mal: AEON Mal Jakarta Garden City, Arion Mal, Buaran Plaza, Cibubur Junction, Lippo Plaza Kramat Jati, Mal Cijantung, Mall @Bassura, Pulogadung Trade Center, Pusat Grosir Cililitan, dan Tamini Square.

Jakarta Utara 12 Mal: Baywalk Mal, Emporium Pluit Mal, Koja Trade Mal, Mahaka Square, Mal Artha Gading, Mal of Indonesia, PIK Avenue, Pluit Junction, Pluit Village, Summarecon Mal Kelapa Gading, Sunter Mal, dan WTC Mangga Dua.

Pesan Anies

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berpesan agar pengelola mal mengetatkan protokol kesehatan. Dia bahkan memperingatkan akan menutup mal yang kedapatan tidak patuh. “Kami akan mengawasi, jika sampai 2 kali melanggar, maka akan ditutup sementara,” imbuhnya.

Kata Anies, salah satu contoh penerapan protokol kesehatan yang akan diawasi ketat, yakni jumlah pengunjung hanya dizinkan 50 persen dari kapasitas maksimal mal. Jumlah itu akan dapat terpantau langsung oleh petugas. Sebab para pengunjung nanti nya diwajibkan melakukan scan QR Code di pintu masuk mal.

IDI Ingatkan

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan IDI, Zubairi Djoerban mengingatkan kalau penyebaran Covid-19 di Ibu Kota belum melandai. “Kalau pertimbangan dari sisi medis, kan bisa dibaca. Setiap hari Indonesia masih tambahnya seribu lebih. Jadi memang intinya masih banyak, tandanya masih banyak. Belum ada cerita melandai atau berkurang,” katanya.

Diakuinya, memang pembukaan mal tidak lepas dari faktor ekonomi. Namun yang perlu diingat juga, jangan sampai ada ledakan kasus baru. Jika kegiatan ekonomi mau terus berjalan, masyarakat dan peme rintah harus bekerja sama dengan baik. Contohnya, masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, dan pemerintah mengawasi secara ketat.

Selain itu, pemerintah juga melakukan evaluasi harian secara ketat terhadap angka kematian. Jika menurut para ahli tinggi, pemerintah harus mengembalikan ke penerapan PSBB. Kata Zubairi, berdasarkan info yang didapat bulan Mei dan Juni memang akan ada ledakan kasus hingga 95-106 ribu. Sehingga pembukaan mal, pasar, dan fasilitas umum lainnya harus diawasi dengan ketat.

“Pengalaman pribadi, di rumah sakit rujukan di Jakarta, tenaga medis yang terpapar lumayan banyak. Padahal mereka sudah menggunakan APD yang lengkap. artinya infeksi baru masih terjadi,” ungkapnya.

Dia mengaku pesimis, masyarakat sudah paham tentang new normal jika dilihat dari aktifitas di jalan maupun di pasar. “Kalau ketat, tidak akan terjadi klasteran baru di mal. Namun perlu diingat, ledakan kasus terjadi di banyak tempat. Beijing, Israel, Korsel dan Pakistan me- lockdown ulang. Artinya, pemerintah tidak usah malu balik ke PSBB kalo terjadi klaster baru,” pungkasnya.

Editor: Hendy

Artikel Terkait

Berita Populer