Wednesday, July 9, 2025
BerandaInternasionalAksi Koboi Alumni SMA di Kota Graz Austria: Sepuluh Siswa Tewas Diberondong...

Aksi Koboi Alumni SMA di Kota Graz Austria: Sepuluh Siswa Tewas Diberondong dari Dua Senpi

progresifjaya.id, JAKARTA – Austria yang terletak di Eropa Tengah geger setelah seorang pria berumur 21 tahun menembaki siswa- siswa di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Graz, pada Selasa (10/6). Penembakan secara acak itu mengakibatkan 10 siswa tewas dan puluhan lainnya terluka kena peluru yang dimuntahkan dari dua senjata api.

Pelaku penembakan yang merupakan alumni sekolah tersebut juga tewas, setelah jenazahnya ditemukan di kamar mandi di sekolah tersebut. Diduga pemuda yang belum diketahui namanya itu menembakkan dirinya sendiri. Polisi setempat menemukan dua senjata api laras panjang dan laras pendek berupa pistol di tempat kejadian perkara (TKP). Peristiwa yang menggemparkan itu disebut sebagai penembakan di sekolah terburuk dalam sejarah modern Austria.

Duka yang sangat mendalam menyelimuti warga Kota Graz dan juga warga Ibukota Austria, Wina. Pihak keamanan setempat masih menyelidiki atas motif pelaku melakukan aksi koboi itu.

Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, menyatakan bahwa dari korban tewas, enam di antaranya adalah perempuan dan tiga laki-laki, tanpa memerinci usia mereka. Rumah Sakit Graz kemudian mengonfirmasi kematian korban ke-10.

Selain itu, sekitar selusin orang lainnya mengalami luka-luka, meskipun belum ada rincian lebih lanjut mengenai kondisi para korban. Media Austria melaporkan sebagian besar korban adalah siswa sekolah tersebut.

Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai pria Austria berusia 21 tahun. Dia, ditemukan tewas di kamar mandi sekolah, diduga bunuh diri. Polisi menyatakan bahwa pelaku bertindak seorang diri ketika ia masuk ke sekolah dengan membawa dua senjata api dan mulai menembaki para siswa.

Direktur Jenderal Keamanan Publik Austria, Franz Ruf, dalam wawancaranya dengan stasiun penyiaran nasional ORF, menjelaskan bahwa korban ditemukan di dalam dan luar gedung sekolah, tersebar di beberapa lantai. Ruf menyebutkan bahwa pelaku membawa senapan dan pistol yang keduanya ditemukan di lokasi kejadian.

Kanselir Austria, Christian Stocker, menyebut tragedi ini sebagai hari kelam dalam sejarah negara ini. “Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan rasa sakit dan duka yang saat ini dirasakan seluruh Austria,” katanya, dilansir Reuters.

Stocker segera melakukan perjalanan ke Graz dan menggelar konferensi pers bersama pejabat lainnya, termasuk Karner. Dalam kesempatan itu, ia mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari. Selain itu, pemerintah menetapkan satu menit mengheningkan cipta pada Rabu pukul 10.00 pagi waktu setempat untuk mengenang para korban.

Dalam perkembangan penyelidikan, Franz Ruf mengungkapkan bahwa pelaku meninggalkan surat perpisahan dalam bentuk fisik dan digital yang ditujukan kepada orang tuanya. Namun, surat tersebut tidak menyebutkan alasan atau motif dari aksinya yang brutal. Motif pelaku hingga kini masih dalam penyelidikan pihak berwenang.

Lebih dari 300 petugas kepolisian dikerahkan setelah suara tembakan terdengar sekitar pukul 10.00 pagi di sekolah sebagai tempat belajar para siswa berusia 15 tahun ke atas. Tim medis dan ambulans tiba dalam hitungan menit, dan lokasi sekolah langsung diamankan oleh aparat.

Surat kabar Salzburger Nachrichten, dalam laporan yang belum dikonfirmasi, menyebutkan bahwa pelaku menembaki dua ruang kelas, salah satunya adalah kelas yang pernah ia tempati semasa bersekolah di situ. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pelaku kemungkinan merupakan korban perundungan (bullying) semasa menjadi murid, namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang mengenai hal ini.

Julia Ebner, seorang pakar ekstremisme dari lembaga kajian Institute for Strategic Dialogue, menyebut insiden ini sebagai penembakan sekolah terburuk dalam sejarah Austria sejak Perang Dunia II.

Reaksi internasional terhadap tragedi ini pun segera mengalir. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menyatakan keterkejutannya atas insiden tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Austria.

Austria sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan kepemilikan senjata tertinggi di Eropa. Berdasarkan data dari Small Arms Survey, sebuah proyek riset independen, diperkirakan terdapat 30 senjata api per 100 orang di negara tersebut.

Penembakan ini juga mengingatkan pada beberapa tragedi sebelumnya di Austria, termasuk serangan teror di pusat kota Wina pada 2020 oleh seorang terpidana yang menewaskan empat orang dan melukai 22 lainnya. Sementara pada November 1997, seorang montir berusia 36 tahun menembak mati enam orang di Kota Mauterndorf sebelum ia mengakhiri hidupnya sendiri.

Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer