Penulis: K.H. Maman Imannuhaq
GUS MIS, demikian kami memanggil Mas Zuhairi Misrawi, adalah bagian tak terpisahkan dari perkembangan Al-Mizan.
Sepak terjang Gus Mis dalam pergerakan dan pemikiran tentang Islam juga kebangsaan memberi khazanah baru tentang demokrasi, pluralisme, sampai puritanisme.
Sama-sama mendukung Jokowi Maruf Amin, kini ia diganjar jabatan mentereng, sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia.
Kami Memang tidak melulu kami satu pandangan, apalagi juga kami berbeda fatsun politik. Kami PKB, sedangkan Gus Mis PDIP.
Namun kami tetap bersahabat, saling menguatkan komitmen keagamaan juga kebangsaan.
Kami selalu ingat pesan Gus Dur, “Di atas perbedaan ada persaudaraan, di atas Politik ada kemanusiaan”.
Siang ini kami Al Mizan kedatangan sahabat yang dirindukan. Ini bukan kali pertama Ia datang ke Al-Mizan. Sudah berkali-kali Gus Mis, ke Jatiwangi sejak awal 2000-an.
Kini ia datang bukan hanya membawa oleh-oleh khas Tunisia, namun juga tentang cara pandang, optimisme, juga jalan meraih kesuksesan bagi para santri Al Mizan. Kesuksesannya patut untuk ditularkan, saya berharap para santri meneladani jejak-jejak kehidupannya.
Katanya, suksesnya bukan hasil jerih payahnya, namun justru datang dari doa dari sang bunda. Saya menafsirkannya sebagai bentuk ketawaduan, apalagi semua tahu bahwa kesalehannya tidak diragukan.
Namun dibalik itu, saya melihat kecakapan ia dalam bekerja. Beliau adalah seorang kutu buku, hobinya sudah dilakukannya sejak awal-awal menjadi santri. Ia terkenal juga sebagai orang yang begitu produktif menulis. Ada satu lagi yang jadi kunci kesuksesannya yakni jejaringnya yang lintas suku, agama dan profesi.
Saya tahu betul Gus Mis ini senang berkawan, tak pandang dari latar mana saja ia berteman.
Terima kasih Gus Mis atas waktu dan kesempatan bertandang ke Al Mizan. Sungguh persahabatan yang indah, semoga terus saling menguatkan komitmen keagamaan dan kebangsaan.