progresifjaya.id, JAKARTA – Tidak adanya kesepakatan antara PLN dan dinas pendidikan terkait sehingga aliran listrik di sejumlah sekolah baik SD, SMP, SMA, dan SMK, sepanjang dua hari mengalami pemadaman. Bahkan, ada pula yang meterannya diputus alias disegel sehingga sekolah menjadi gelap gulit,
Pemadaman dilakukan karena belum adanya kata sepakat antara pihak PLN, Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Utara dan Bank DKI.
Dari gagalnya kesepakatan itu sehingga sekolah yang menjadi korbannya.
Praktis kegiatan di sekolah menjadi tertunda seperti home learning, absensi, bahkan sejumlah staf merasa kegerahan karena AC mati
Sementara menurut Kasatlak Pendidikan Dasar Kecamatan Tanjung Priuk, Lukman membenarkan dengan adanya pemadaman tersebut.
Saat dihubungi melalui telepon selulernya, Lukman menyatakan, yang mengalami pemadaman untuk Sekolah Dasar hampir 2/3 sekolah mengalami pemadaman.
“Untuk SMP SMA dan SMK pun ngalami hal sama sudah dua hari mengali pemadaman,” ungkapnya.
Namun demikian Kasatlak mengharapkan kejadian ini tidak berjalan lama.
“Bisa teratasi segera,” harapnya.
Sementara ketika dikonfirmasi ke pihak PLN, melalui security setempat, staf Humas PLN meminta agar menanyakan kepada Kasudin Dikdas Jakarta Utara 1.
Pantauan di sejumlah sekolah, selain mengalami pemadaman ada pula sekolah yang meterannya dlakukan penyegelan. Sehingga mengalami gelap gulita.
Bahkan ada penjaga sekolah yang terpaksa memasang tenda di di halaman sekolah karena di malam hari sangat gelap dan panas.
“Terpaksa nih kita dua hari ini tidur di tenda karena di dalam gelap dan panas gimana lagi,” ungkap salah satu penjaga sekolah di Tanjung Priok.
Pemerhati pendidikan Jakarta Utara, Chaerulsyah Hasibuan merasa prihatin dengan kondisi yang dia alami sekolah selama dua hari ini. “Harus jangan sampai berlarut larut,” tegasnya.
Haerul meminta semua pihak mengedepankan rasa saling asah asih asuh untuk kebaikan.
“Apalagi ini untuk sarana pendidikan,” pungkasnya.
Penulis: Muslihat
Editor: Hendy