Monday, May 19, 2025
BerandaInternasionalAnak Polisi Pelaku Penembakan Massal di Florida State University

Anak Polisi Pelaku Penembakan Massal di Florida State University

progresifjaya.id, FLORIDA – Insiden penembakan massal terjadi di sebuah universitas di Florida, Amerika Serikat (AS), pada Kamis waktu setempat.

Pelakunya adalah Phoenix Ikner, putra deputi sheriff (polisi county) setempat. Dia menggunakan senjata dinas ibunya dan menembaki banyak mahasiswa di Florida State University (FSU).

Laporan sementara dari Polisi Negara Bagian Florida menyatakan dua orang tewas dan lima orang lainnya dirawat di rumah sakit. Phoenix Ikner mengumbar tembakan di Florida State University sebelum akhirnya dia ditembak dan dilukai oleh aparat penegak hukum setempat.

Kampus ditutup saat penembakan terjadi saat makan siang. Para mahasiswa diperintahkan untuk berlindung di tempat yang aman saat petugas tanggap darurat menyerbu lokasi kejadian. Sheriff Leon County Walt McNeil mengatakan kepada wartawan bahwa Ikner (20) adalah seorang mahasiswa di universitas tersebut dan putra dari seorang anggota stafnya yang “luar biasa” selama 18 tahun.

“Sayangnya, putranya memiliki akses ke salah satu senjatanya, dan itu adalah salah satu senjata yang ditemukan di tempat kejadian,” katanya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (18/4/2025).

Dia menambahkan bahwa tersangka adalah bagian dari program pelatihan Kantor Sheriff. “Yang berarti tidak mengherankan bagi kami bahwa dia memiliki akses ke senjata,” paparnya.

Ikner dibawa ke rumah sakit setelah ditembak. Kondisinya belum diketahui.

Rekaman saksi mata yang ditayangkan oleh CNN memperlihatkan seorang pemuda berjalan di halaman kampus dan menembaki orang-orang yang mencoba melarikan diri. Para saksi mata berbicara tentang kekacauan ketika orang-orang mulai berlarian di kampus yang luas itu saat tembakan terdengar di dekat serikat mahasiswa.

“Semua orang mulai berlarian keluar dari serikat mahasiswa,” kata seorang saksi mata bernama Wayne kepada stasiun berita lokal WCTV. “Sekitar satu menit kemudian, kami mendengar sekitar delapan hingga 10 tembakan,” ujarnya.

Saksi mata mengatakan dia melihat seorang pria yang tampaknya telah ditembak di tubuh bagian tengah. “Semuanya terasa tidak nyata. Saya tidak percaya apa yang saya lihat,” katanya. “Semuanya benar-benar sunyi, lalu kacau balau,” jelasnya lagi.

Universitas tersebut, sebuah lembaga publik dengan lebih dari 40.000 mahasiswa, membatalkan semua kelas dan meminta mahasiswa yang tidak tinggal di kampus untuk pergi.

Presiden FSU Richard McCullough mengatakan universitas sedang berupaya untuk mendukung mereka yang terkena dampak serangan itu. “Ini adalah hari yang tragis bagi Florida State University,” katanya.

“Kami benar-benar patah hati oleh kekerasan yang terjadi di kampus kami hari ini,” imbuhnya.

Seorang mahasiswa, Sam Swartz, mengatakan kepada Tallahassee Democrat bahwa dia berada di ruang bawah tanah serikat mahasiswa ketika penembakan dimulai. “Semua orang mulai panik,” kata Swartz, seraya menambahkan bahwa dia mendengar sekitar 10 tembakan.

Sekelompok delapan orang berkerumun di lorong dan membarikade diri mereka dengan tong sampah dan tripleks.

“Saya ingat belajar melakukan yang terbaik yang Anda bisa untuk membuat mereka butuh waktu,” kata Swartz.

“Penembak massal mencoba untuk menembak sebanyak mungkin orang,” ujarnya.

Rekaman di media sosial menunjukkan sekelompok orang dewasa muda berjalan melalui koridor dengan tangan di udara saat mereka dievakuasi dari gedung.

Penembakan massal umum terjadi di Amerika Serikat, di mana hak konstitusional untuk memiliki senjata mengalahkan tuntutan untuk aturan yang lebih ketat. Itu terjadi meskipun ada dukungan publik yang luas untuk kontrol yang lebih ketat terhadap senjata api, termasuk membatasi penjualan klip berkapasitas tinggi dan membatasi ketersediaan senjata perang otomatis.

Presiden Donald Trump menyebut penembakan ini memalukan dan hal yang mengerikan, tetapi bersikeras bahwa orang Amerika harus mempertahankan akses tanpa batas ke senjata api.

“Saya pendukung kuat Amandemen Kedua. Saya sudah mendukungnya sejak awal. Saya melindunginya,” katanya, merujuk pada bagian Konstitusi AS yang menurut para pendukung senjata melindungi kepemilikan senjata api.

“Hal-hal ini mengerikan, tetapi senjata tidak melakukan penembakan—orang-oranglah yang melakukannya,” paparnya.

Sebuah penghitungan oleh kelompok nirlaba Arsip Kekerasan Senjata menunjukkan setidaknya telah terjadi 81 penembakan massal—yang didefinisikan sebagai empat orang atau lebih yang ditembak—di Amerika Serikat sepanjang tahun ini. (Red)

Artikel Terkait

Berita Populer