progresifjaya.id, MEDAN – Ketua Fraksi HPP DPRD Medan, Erwin Siahaan menyambangi ratusan pendemo di gedung DPRD Medan, Selasa (4/8/2020).
Menggunakan jaket ojol dan kacamata hitam, Erwin meminta kepada para pendemo agar tetap menerapkan protokol kesehatan selama demo berlangsung.
Ia pun lantas memandu para pendemo untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sontak saja, ratusan driver juga turut mengikuti Erwin menyanyikan lagu Indonesia Raya, sembari meneriakkan aspirasinya.
Dalam sambutannya, Erwin mengatakan pihaknya siap menerima aspirasi para driver.
Ia pun meminta agar selama aksi dilaksanakan tidak terjadi arogansi dan perpecahan.
“No arogan ya, tetap pakai masker. Tanpa berbasa basi kita menerima aspirasi kawan-kawan sekalian. Kita akan menerima perwakilan dari rekan-rekan sekalian untuk kita berbincang di dalam. Saya sudah baca tuntutan kawan-kawan ada beberapa poin. Untuk itu kami sebagai lembaga DPRD, sebagai wakil kalian akan memediasi dan menjadi fasilitator,” katanya.
Namun saat Erwin berbicara, seorang driver ojol perempuan yang berdiri di barisan depan berteriak, ia meminta agar Erwin dapat memenuhi janji untuk membantu mereka memperjuangkan tuntutan.
“Erwin, jangan bohong ya itok, suara kesejahteraan kami ada pada itok, tolong,” katanya.
Lantas Erwin menjawab bahwa ia paham permasalahan yang terjadi sebab ia juga pernah menjadi ojol.
“Baik, saya juga driver online, saya paham,” katanya.
Kepada awak media, Kordinator Lapangan (Korlap), Syahputra mengatakan, selama ini para driver merasa tertekan dengan sejumlah peraturan yang dibuat oleh perusahaan.
“Kami mau pihak aplikator itu, bisa diatur oleh Pemko Medan. Karena mereka berlaku semena-mena dengan mitranya. Kami udah terlalu ditekan oleh mereka. Kami mitra dibuat seperti budak oleh mereka. Mereka membuat peraturan tanpa melibatkan kami,” katanya.
Ia mengatakan sejumlah peraturan tersebut, membuat pendapatan mereka menurun drastis.
Dulu katanya mereka dapat memperoleh pendapatan dua ratus, hingga dua ratus lima puluh ribu per hari, namun sekarang hanya sekitar Rp. 50 ribu, bahkan BPJS ditanggung oleh driver masing-masing.
“Banyak kerugian yang kami rasakan, seperti mereka telah menghapus insentif, baik gojek maupun grab sehingga pendapatan kami drastis menurun sampai 80%. Mereka membuat peraturan yang semena-mena, apabila tidak mematuhi peraturan kami bisa kena pecat,” ungkapnya.
Datangnya para driver ke DPRD Medan, berharap agar anggota DPRD dapat membuat Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Kami meminta DPRD untuk memanggil mereka agar bisa menyelesaikan ini bersama-sama, karena kalau hanya kami dengan mereka, mereka hanya memberikan angin surga ke kami, hanya janji palsu. Kita sudah bolak balik diskusi sama mereka, tidak pernah ditanggapi. Selalu mereka membuat cara-cara kotor,” ucapnya.
Sumber: tribun
Penulis: Jamin. S