progresifjaya.id, JAKARTA – Jalur kereta api jika diperhatikan terdiri dari rel, bantalan dan batu – batu kecil yang sering disebut dengan batu ballast. Pemandangan itu sudah begitu familiar.
Rel baja yang membentang di atas hamparan batu. Tapi pernahkah terpikir, kenapa tidak langsung diletakkan di atas tanah saja?
Batu-batu yang tampak sederhana itu punya peran yang sangat vital. Bukan sekadar pengganjal, mereka adalah kunci di balik kokoh dan stabilnya jalur kereta, bahkan saat kereta terberat melintas dengan kecepatan tinggi.
Rahasianya terletak pada kemampuan batu dalam meredam getaran dan mendistribusikan beban secara merata.
Berdasarkan keterangan dari Plh Humas KAI Daop 1 Jakarta, Tohari menjelaskan, beberapa alasan kenapa rel kereta api menggunakan batu.
Batu kerikil yang ditempatkan di bawah rel kereta api, yang sering disebut sebagai balast, memiliki beberapa fungsi penting:
1. Stabilitas dan distribusi beban
Kerikil membantu mendistribusikan beban dari rel dan bantalan rel secara merata ke tanah di bawahnya, mencegah deformasi dan pergeseran rel yang bisa membahayakan keselamatan.
2. Drainase
Batu kerikil membantu mengalirkan air hujan agar tidak menggenang di sekitar rel, sehingga mengurangi resiko korosi dan menjaga fondasi tetap kering dan stabil.
3. Pengendalian Vegetasi
Balast mencegah pertumbuhan vegetasi yang dapat mengganggu rel dan sistem penyangga.
4. Peredam getaran
Kerikil berfungsi sebagai peredam getaran ketika kereta melintas, yang membantu mengurangi tekanan pada bantalan rel dan memperpanjang masa pakai infrastruktur rel.
“Dengan kata lain, penggunaan kerikil membantu menjaga stabilitas, keawetan, dan keamanan jalur kereta api,” kata Tohari, Sabtu (5/10/2024).
“Batu ballast bukan hanya sekadar tumpukan batu, ballast punya peran penting dalam menjamin keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api,” pungkasnya.
Sumber: Humas Daop 1 Jakarta
Editor: Hendy