Saturday, October 5, 2024
BerandaBerita UtamaApkesmi Dorong Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

Apkesmi Dorong Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

progresifjaya.id, JAKARTA – Salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia adalah peran serta masyarakat.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Akselerasi Puskesmas Indonesia (Apkesmi) Kusnadi dalam memberikan paparan dihadapan Panja Komisi IX DPR-RI  di Gedung Nusantara I Jalan Jenderal Gator Subroto  Jakarta Selatan, Rabu (4/9).

Dimana bahwa sasaran program percepatan penurunan stunting adalah anak balita. Sementara kendala paling besar dihadapi saat ini adalah masih rendahnya tingkat kehadiran balita di posyandu.

“Kami meyakini bahwa jumlah balita stunting secara riil tidak sebesar hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), hanya saja kami belum memiliki data valid untuk meng-counter data SKI. Karena data pengukuran balita di Posyandu yang diinput melalui aplikasi e-PPGBM masih sangat rendah,” ujarnya

Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan peran serta seluruh masyarakat untuk sadar posyandu ataupun memotivasi masyarakat lainnya untuk selalu datang ke Posyandu guna menimbangkan anaknya yang masih balita.

“Seluruh komponen masyarakat harus menyadari bahwa Kehadiran balita itu sangat penting dalam menentukan angka stunting di wilayahnya,” katanya.

Apabila data tentang balita dapat diinput seluruhnya, jelas dia, maka kita dapat mengetahui siapa yang stunting by name by address.

Sehingga, penanganan balita stunting akan lebih mudah dan fokus, serta balita yang belum stunting dapat diantisipasi lebih dini agar jangan sampai stunting.

“Tugas puskesmas adalah menemukan balita stunting di wilayahnya melalui pengukuran menggunakan antropometri di Posyandu. Apabila ditemukan anak yang stunting, Maka selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan oleh dokter spesialis anak di rumah sakit untuk memastikan dan mengetahui penyebabnya,” kata Kusnadi.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Indonesia tahun 2023 hanya turun 0,1% yakni dari 22,6% pada 3tahun 2022 menjadi 22,5% pada tahun 2024.

Hal ini tentu mengejutkan kita semua, mengingat anggaran yang telah digelontorkan untuk program percepatan penurunan stunting sangatlah besar. Namun anggaran yang begitu besar tidak sebanding dengan hasil yang dicapai.

Untuk itu, Apkesmi mengajak seluruh pemangku kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah untuk sama-sama menggerakkan masyarakat agar berperan serta aktif dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“Kami juga memohon melalui DPR-RI agar mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi tentang pemberdayaan masyarakat agar memiliki gerakan yang sinergi dalam percepatan penurunan stunting,” pungkasnya.

Selain Ketua Umum Kusnadi yang hadir didampingi Sekjen Apkesmi dr. Ekasakti Octohariyanto, Ketua DPP Bidang Sumberdaya Manusia Kesehatan dr. Tri Resopimiarti dan Departemen Humas dr. Aulia Abdillah serta perwakilan dari IDAI, Persagi dan Arsada.

Penulis/Editor: Fari. K

Artikel Terkait

Berita Populer