Wednesday, July 9, 2025
BerandaHukum & KriminalBank Sampah Jadi Alat Tukar Bikin SIM, Kualitas SDM Satpas Polresta Cirebon...

Bank Sampah Jadi Alat Tukar Bikin SIM, Kualitas SDM Satpas Polresta Cirebon Wujud Mutlak Pernyataan Bill Gates

progresifjaya.id, JAKARTA – Unit layanan Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) Polresta Cirebon boleh disebut sebagai satu-satunya Satpas di Polda Jawa Barat yang menjadikan Program Green Service sebagai bagian dari metoda layanannya.

Program Green Service sendiri adalah sebuah terobosan inovasi layanan publik yang diduetkan dengan rasa peduli lingkungan. Program yang lahir dari rahim Polresta Cirebon ini membawa tujuan mulia yakni kemudahan pelayanan publik seperti pembuatan SIM dan SKCK.

Syarat buat dapat kemudahan ini juga gampil yakni dengan pemanfaatan bank sampah. Sampah yang terkumpul di bank sampah selanjutnya jadi alat tukar buat masyarakat sebagai nasabah untuk bikin SIM atau SKCK.

Kasat Lantas Polresta Cirebon, Kompol Mangku Anom Sutresno dalam pernyataannya menjelaskan, selain bisa jadi alat tukar pembuatan dokumen SIM dan SKCK, Program Green Service juga bertujuan melatih kesadaran masyarakat untuk tahu pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.

“Program ini jadi bukti nyata upaya Polri memberikan pelayanan publik yang inovatif dan ramah lingkungan. Memanfaatkan sampah sebagai alat tukar juga membuat nasabah bisa dapat multi manfaat, khususnya buat pelajar,” kata Kompol Anom kepada progresifjaya.id, Rabu, (18/6).

Aktivitas bank sampah Program Green Service Polresta Cirebon

“Selain dapat kemudahan akses layanan kepolisian, kepedulian pelajar terhadap lingkungan juga otomatis ikut terdongkrak naik. Pelajar akan jadi lebih think smart saat menyoal lingkungan,” imbuhnya.

Terhadap program ini, Polresta Cirebon terus menggalakkan sosialisasi, terutama ke sekolah-sekolah.Sebagai stimulus, pihak sekolah kemudian dibuatkan buku tabungan bank sampah. Sementara para siswa menjadi nasabah dan dipersilakan mengumpulkan sampah plastik buat pengisian bank sampah. Hasil dari pengumpulan sampah plastik tersebut nantinya bisa digunakan para siswa buat membayar biaya pembuatan SIM dan SKCK di Satpas Polresta Cirebon.

“Terkini hasil sosialisasi program ke sekolah adalah pembuatan SKCK untuk 27 siswa SMK Budi Tresna pada Mei lalu. Dan pola seperti ini akan terus kita geber guna memberi kemudahan akses layanan kepada masyarakat, khususnya buat para pelajar,” kata perwira melati satu dari Batalyon Ananta Hira Akpol 2009a ini menegaskan.

Secara teknis, operasional Satpas Polresta Cirebon yang berlokasi di Jl. R.Dewi Sartika No.1, Tukmudal, Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini sejujurnya tak berbeda dengan 22 Satpas lainnya di Polda Jawa Barat. Seluruh sajian layanan yang diberikan ke pemohon sudah standarisasi kualitas prima. Demikian juga halnya pada lini Sumber daya manusia (SDM). Para petugas di Satpas ini sudah masuk kategori mumpuni di bidang masing-masing. Perilaku mereka kepada pemohon juga kelihatan asyik, humanis juga knowledgeable, tentunya. Almost perfect if you compare it, bro.

Dari sisi penerapan teknologi pembuatan SIM, meski belum tergolong Satpas Prototype namun semuanya sudah terdigitalisasi memakai teknologi era 4.0. Mulai dari pengaturan antrean menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dengan nomor antrean micromatic, hingga ke pemanfaatan teknologi finger print sebagai filter buat pemohon terbebas dari godaan calo.

Aura kecanggihan juga nampak jelas saat fase uji teori. Seluruh proses ujian menggunakan gadget yang konek dengan teknologi e-AVIS (Audio Video Integrated System). Tak ada lagi proses manual yang nampak. Semuanya berjalan secara digital.

Aktivitas Satpas Polresta Cirebon

Namun begitu tetap diingat, semua penilaian dan kesan yang muncul dari operasional Satpas Polresta Cirebon ini tetap saja cuma sebatas alat. Bukan gambaran dari penilaian dan kesan menyeluruh. Kalau mau ditarik secara komprehensif, maka poin krusial yang harus dinilai dan digarisbawahi adalah kualitas kemampuan dari SDM yang dimiliki.

Dan untungnya, di tulisan ini hal tersebut sudah duluan dinilai dan diworo-woro pada paragraf atas. Secara obyektif, SDM di Satpas Polresta Cirebon sudah terbilang mumpuni di bidang masing-masing yang sudah terbalut teknologi digital era 4.0. Sedangkan dari sisi psikis atau kejiwaan, perilaku SDM ke pemohon secara kasat mata juga kelihatan asyik, humanis, dan yang terpenting adalah knowledgeable.

Tak bisa dipungkiri, memang, fakta ini bak wujud mutlak dari pernyataan pendiri Microsoft Corporation, Bill Gates ke sejumlah media sekian tahun lalu. Dalam bahasa resminya kala itu, Bill Gates menyebut, “Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important”.

Pernyataan ini jika di-Indonesiakan lebih kurang menyebut teknologi itu hanyalah alat. Dan alat itu kemudian membuat anak-anak -mewakili SDM – bekerja sama dan memotivasi mereka. Sedangkan guru – juga mewakili SDM – tetap jadi yang terpenting.

Dan dalam konteks cerita ini, kualitas kemampuan SDM yang ada di Satpas Polresta Cirebon bisa dibilang sudah tiba di titik jaminan mutu. Tak cuma Satpas tapi juga semuanya di lingkup Polresta Cirebon.

Jadi pantas saja pada tahun 2022 lalu SDM di sini mampu bikin wow dengan pencanangan Program Green Service sebagai terobosan inovasi pelayanan publik. Demikian juga dengan unit layanan Satpas dan Samsat di wilayah hukum Polresta Cirebon. Keduanya relatif aman dari gangguan berita miring media massa. Salut dan TOP BGT dah. (Bembo)

Artikel Terkait

Berita Populer