progresifjaya.id, LEBAK – Bidang Sumber Daya Air (SDA) Lebak mengajak petani bergotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi di tengah musim kemarau panjang atau El Nino 2024 yang mengakibatkan debit air permukaan sungai berkurang.
“Kami minta petani melakukan perbaikan irigasi secara gotong royong sehingga dapatĀ memenuhi ketersediaan pasokan air,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Lebak, Dade Yan Apriandi di ruang kerjanya, Selasa (29/8/2023).
Musim kemarau panjang yang terjadi saat ini dipastikan mengancam kekeringan areal tanaman padi danĀ petani harus melakukan gerakan gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi.
Dimana jaringan irigasi yang ada mengalami kerusakan danĀ perlu perbaikan agar jaringan irigasi berfungsi untuk mengaliri persawahan.
Kondisi debit air irigasi saat ini mulai berkurang, sehingga petani bisa melakukan dengan cara bergiliran agar tanaman padi mereka terpenuhi ketersediaan air.
Saat ini, kata dia, tercatat sebanyak 463 unit Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Lebak dapat meningkatkan produksi pangan di daerah itu.
Dari 463 unit DI itu di antaranya sebanyak 259 unit DI dalam kondisi kurang berfungsi.
“Kami minta petani agar berpartisipasi untuk memperbaiki irigasi dengan gotong royong,” terangnya.
Jakari (60), seorang petani di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, mengatakan pihaknya bersama petani di sini melakukan perbaikan gotong royong perbaikan irigasi sepanjang dua kilometer meter agar kondisi air berjalan lancar.
“Kami setiap musim kemarau melakukan perbaikan irigasi dengan gotong royong,” tuturnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan, pihaknya mengoptimalkan jaringan infrastruktur irigasi dan bantuan pompanisasi.
Selama ini, adanya pengoptimalisasian irigasi dan bantuan pompanisasi sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga tiga kali tanam per tahun.
Saat ini, jumlah areal persawahan di Kabupaten Lebak seluas 51.297 hektare dan jika IP tiga kali tanam sehingga bisa mencapai 153.891 hektare per tahun.
Dari angka tanam 153.891 hektare bisa menghasilkan produksi beras di atas 1000 ton dan bisa menyumbangkan ketersediaan pangan untuk daerah lain,” ujarnya. (R. R)