Wednesday, July 9, 2025
BerandaBerita UtamaBobby Nasution Legowo: Empat Pulau Miliki Potensi Kandungan Migas, Diputuskan Presiden...

Bobby Nasution Legowo: Empat Pulau Miliki Potensi Kandungan Migas, Diputuskan Presiden Masuk Wilayah Aceh

progresifjaya.id, JAKARTA – Rakyat Aceh boleh bergembira, karena akhirnya polemik 4 pulau yang dikabarkan berpotensi menyimpan kandungan energi minyak dan gas alam sudah sah masuk wilayah Provinsi Aceh. Presiden Prabowo Subianto sudah memutuskan hal itu. Sementara Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution legowo atas putusan tersebut dan minta kepada warganya untuk tidak melakukan hal-hal negatif atas putusan kepala negara.

Keputusan presiden itu, diungkapkan Mensesneg Prasetyo Hadi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/6). Turut hadir Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Sumut Bobby Nasution, dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem.

Prasetyo mengatakan pihaknya baru saja menggelar rapat terbatas pada Selasa (17/6), membahas sengketa polemik 4 pulau, yakni Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek. “Rapat terbatas dalam rangka mencari jalan keluar terhadap permasalahan dinamika 4 pulau di Sumut dan di Aceh,” kata Prasetyo.

Prasetyo mengatakan, berdasarkan dokumen dan data pendukung telah diambil keputusan. Pemerintah mengambil keputusan 4 pulau tersebut sah milik Pemprov Aceh.

“Berdasarkan laporan dari Kemendagri, berdasarkan dokumen data pendukung, kemudian tadi Bapak Presiden telah memutuskan bahwa pemerintah berlandaskan kepada dasar-dasar dokumen yang dimiliki pemerintah telah mengambil keputusan bahwa keempat pulau, yaitu Pulau Panjang, Pulau Lipan, kemudian Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, secara administrasi berdasarkan dokumen yang dimiliki pemerintah adalah masuk wilayah administrasi Aceh,” ujarnya.

Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Gubernur Aceh  Muzakir Manaf sudah menandatangani dokumen keputusan presiden mengenai batas wilayah, bahwa 4 pulau tersebut masuk wilayah Provinsi Aceh. Bobby meminta warga Sumut tidak terbawa dan tak terhasut isu liar, karena Aceh merupakan tetangga Sumut yang juga bagian dari NKRI.

“Jadi mohon izin, saya minta kepada seluruh masyarakat Sumatera Utara tentunya, Aceh adalah wilayah yang bertetangga dengan kita, jangan mau terhasut, jangan mau terbawa gorengan. Oleh karena itu apa pun kondisinya hari ini, untuk seluruh masyarakat Sumatera Utara, kalau ada laporan ke masyarakat Aceh, atau pun sejenisnya, saya sebagai Gubernur Sumatera Utara menyampaikan tolong itu diberhentikan karena kesepakatan hari ini bukan hanya tentang Aceh dan Sumatera Utara, tapi untuk bangsa dan negara kita,” ucap Bobby.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyambut baik keputusan Presiden Prabowo Subianto mengembalikan empat pulau ke wilayahnya setelah sempat tercatat masuk ke Provinsi Sumut. “Yang penting pulau tersebut dalam kategori NKRI. Itu mimpi kita semua. jadi tidak ada lagi permasalahan, aman dan damai antara Provinsi Aceh dan Sumut,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) mengungkap empat pulau yang saat ini berpolemik memiliki potensi sumber daya alam energi dan gas bumi. Hal inilah yang membuat banyak pihak menginginkan wilayah tersebut.

Empat pulau di Kabupaten Aceh Singkil itu jadi polemik usai ditetapkan Kemendagri masuk ke wilayah Tapanuli Tengah, Sumut. Padahal dari sejak dulu empat pulau itu masuk wilayah Kabupaten Singkil, Provinsi Aceh.

Muzakir Manaf mengungkap salah satu alasan empat pulau tersebut kini jadi perebutan karena memiliki kandungan energi dan gas. Bahkan dia menyebut potensi kandungan gas di pulau tersebut setara dengan Blok Andaman.

“Kenapa sekarang berebut empat pulau itu, tau enggak? Itu kandungan energi, kandungan gas sama besar di Andaman. Itu permasalahannya,” kata Mualem saat melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sabang, Sabtu, 14 Juni 2025.

Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Jalal, mengatakan bahwa keempat pulau tersebut berdekatan dengan wilayah potensi migas yang berada di sekitar Wilayah Kerja (WK) Offshore West Aceh (OSWA).

Meski berdekatan dengan blok migas, Nasri menyatakan bahwa belum ada data seismik yang memadai untuk mengevaluasi potensi migas di sana. “Belum ada cakupan data seismik di empat pulau tersebut, sehingga evaluasi potensi migas belum bisa dilakukan secara komprehensif,” ujarnya.

Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer