progresifjaya.id, JAKARTA – Modus penipuan dengan memutilasi uang masih cukup asing di telinga masyarakat. Namun, modus ini diyakini bukan isapan jempol belaka. Banyak oknum yang mencoba cara ini agar mendapat uang lebih dengan cara memutilasi uang asli kemudian disambungkan dengan uang palsu.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi mengatakan, modus pemalsuan tersebut sangat jarang ditemukan di lapangan. Pasalnya, dibutuhkan modal besar untuk menjalankan aksi mutilasi uang.
“Pemalsuan uang dengan modus uang mutilasi jarang ditemukan. Kalau gagal hilang duitnya. Karena pelakunya harus punya modal ya,” ujarnya kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, akhir pekan lalu (1/9).
Menurutnya, oknum yang akan menjalankan praktik uang mutilasi tentunya harus memiliki modal besar. Sebab, pelakunya harus menyediakan pecahan uang sesuai kebutuhan untuk dimutilasi dan disambung dengan uang palsu.
“Uang mutilasi ini, pertama pelaku harus punya uang asli. Uang asli ini dibelah jadi dua. Saya ngak tahu caranya. Kalau gagal dan lecek ini hilang uangnya. Kalau membelah berhasil, kan sebelahnya harus diisi (uang palsu),” jelas dia.
Meski demikian, dirinya menjamin bahwa modus uang mutilasi lebih mudah diketahui oleh masyarakat. Cukup dengan cara diraba, diterawang dan dilihat, maka keabsahan uang rupiah dapat diketahui.
“Dengan 3D saja kan orang tau. Kalau ketahuan kan ilang duit dia,” tandasnya. (Red)