progresifjaya.id, CIANJUR – Camat Sukaresmi Firman Eddy belakangan ini tengah giat budidaya ternak kelinci di wilayah Desa Kawungluwuk dan Desa Cibadak, Kecamatan Sukaresmi.
Seringnya mengontrol ternaknya yang berada di kawasan kampung Kawungluwuk Hilir Desa Kawungluwuk dan saat jalan-jalan di sekitar kampung tersebut, Camat Firman Eddy melihat satu keluarga tinggal di rumah tidak layak huni (rutilahu). Rumah itu milik Amun (55) sebagai kepala keluarganya.
Camat pun langsung terketuk hatinya dan menyambangi Amun sebagai kepala keluarga dari penghuni rumah guna menyampaikan niat membedah rutilahu. Tawaran Camat direspon Amun. Dengan rasa sangat bersyukur Amun beserta keluarga berkali-kali mengucapkan terima kasih atas perhatian Camat Firman Eddy yang akan mendonasikan rizkinya untuk bedah rumah.
“Saya beserta keluarga sangat bersyukur dan menghaturkan banyak terimakasih kepada Bapak Camat Sukaresmi Firman Eddy yang telah menyumbang untuk perbaikan rumah saya. Terima kasih Allah SWT, terimakasih pak Camat Firman Eddy,” ucap Amun terharu, Sabtu (29/08/2020).
Menurut pengakuan Amun, rumahnya yang dinilai rutilahu berada diatas tanah seluas 42 meter ini, setelah adanya bantuan untuk bedah rumah sebesar Rp.40 juta dari pemberian Camat Sukaresmi Firman Eddy, langsung diawali dengan belanja kayu dan material bangunan lainnya.
“Sedangkan bangunan rutilahu pembongkarannya secara bertahap dikarenakan ruangan lainnya masih dimanfaatkan untuk simpan barang rumah tangga milik saya” tukas Amun
Lokasi rutilahu milik Amun tak jauh dari penangkaran kelinci milik Firman Eddy yang kini mengalami perkembangan signifikan dan telah mendapat daya tarik tersendiri konsumen dari luar kota. Kelinci yang dibudidayakannya jenis Angora (kelinci hias) dan kelinci daging.
“Pakan yang diberikan cukup sederhana seperti rumput dan ampas tahu tapi dalam jangka sebulan berkembang biaknya cukup pesat dari penambahan 100 bibit kini menjadi 300 ekor, maka di tahun 2020 ini saya menargetkan 2.000 ekor,” ujar Camat Firman Eddy kepada progresifaya.id di lokasi penangkaran yang ada di Kampung Kawungluwuk Hilir.
Menurut Firman, awalnya dari coba-coba piara kelinci dengan 4 ekor. Tak lama kemudian masing-masing pasangan beranak 4 dan tumbuh cukup pesat, hingga akhirnya tertarik untuk menambah induk bibit kelinci dan membuat kandang atau penangkaran di Kampung Kawungluwuk Hilir wilayah Desa Kawungluwuk.
Lalu ia menuturkan, melebarkan sayap mendirikan kandang lagi di wilayah Desa Cibadak, tepatnya dikedusunan Puncaksimun yakni di Kampung Babakan Bandung, Babakanngantai dan Kampung Cikalapa.
“Dengan membudidayakan ternak kelinci, Alhamdulillah dapat memberdayakan sejumlah warga setempat untuk mengurus ternak kelinci dan dapat membedah rutilahu satu keluarga warga Kampung Kawungluwuk Hilir dengan uang saku pribadi,” pungkas Firman.
Penulis: Endang. S
Editor: Hendy