Tuesday, December 3, 2024
BerandaBerita UtamaDeddy Sitorus: Jangan Sebut Jateng sebagai Kandang Banteng Tapi Kandang Bansos dan...

Deddy Sitorus: Jangan Sebut Jateng sebagai Kandang Banteng Tapi Kandang Bansos dan Parcok

progresifjaya.id, JAKARTA – PDI Perjuangan tumbang di kandangnya sendiri pada Pilkada Jawa Tengah 2024. PDIP yang mengusung pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi tak mampu mengalahkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, menyampaikan saat ini kandang banteng telah bergeser dari Jawa Tengah ke DKI Jakarta. Menurut dia, Jawa Tengah telah berubah menjadi kandang bansos dan partai cokelat (parcok).

Menurutnya, unggulnya PDIP di Pilkada DKI 2024 ini bisa membuktikan kekuatan sudah bergeser ke ibu kota. Meski begitu, dia tidak menampik konstituen PDIP di Jawa Tengah masih loyal.

“Kami memenangkan DKI Jakarta. Jadi dari Jawa Tengah, PDI Perjuangan kandangnya sekarang di ibu kota Jakarta,” kata Deddy di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (28/11/2024

Deddy mengatakan, PDIP juga berhasil menempati posisi kedua di Pemilihan Legislatif Provinsi DKI Jakarta pada tahun Februari 2024 lalu. Hal itu juga diperkuat dengan unggulnya kandidat Pramono Anung dan Rano Karno pada Pilkada DKI Jakarta 2024.

“Jadi, jangan lagi sebut Jawa Tengah sebagai kandang banteng, tetapi sebagai kandang bansos dan parcok,” ujar Deddy

Di sisi lain, dia mengatakan PDIP juga berkuasa di sejumlah provinsi di Indonesia. Belum pernah dalam sejarah, menurutnya, PDIP menduduki kursi Ketua DPRD Provinsi Riau.

Kemudian, PDIP juga disebutkan telah berhasil memenangkan pemilu di empat provinsi kawasan Papua, selain itu juga Kalimantan Barat dan Bali.

“Mulai hari ini bisa menyebut Jawa Tengah bukan sebagai kandang banteng lagi. Tapi, sebagai kandang bansos dan parcok,” kata dia.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebelumnya menyatakan telah mendapatkan laporan terkait masifnya penggunaan pejabat, kepala daerah, hingga aparatur kepolisian, untuk tujuan politik elektoral.

“Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian, demi tujuan politik elektoral,” ucap Mega.

Padahal, menurut Mega, Jawa Tengah bukan hanya kandang banteng, tapi juga tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme.

Ditegaskan Megawati, militansi para simpatisan dan kader tidak akan terkalahkan di Pilkada Jawa Tengah bila Pilkada digelar secara jujur dan adil.

“Saya mengenal Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya kandang banteng, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme,” kata dia.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, merespons tudingan adanya pengerahan aparatur untuk pemenangan kandidat Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah.

“Mungkin akan bisa dibuktikan apabila kemudian ada laporan ke Bawaslu, ke Gakkumdu nanti kita akan lihat bagaimana prosesnya,” kata Dasco. (Red)

Artikel Terkait

Berita Populer