progresifjaya.id, JAKARTA – Ongku Parmonangan Hasibuan yang juga anggota Komisi II DPR-RI Fraksi Partai Demokrat terkesan membela adiknya AKBP Achiruddin dan keponakannya Aditya Hasibuan dalam kasus penganiayaan Ken Admiral yang perkaranya sudah ditangani Polda Sumatra Utara.
Bahkan dengan entengnya dia mengatakan penganiayaan itu sebagai perkelahian dan menjadi dinamika anak remaja.
Padahal yang dilakukan Aditya jelas-jelas tampak penganiayaan brutal, karena Ken tampak sudah tidak berdaya, namun masih dipukulin dan diinjak-injak.
Tidak itu saja, kepala mahasiswa tersebut dibentur-benturkan ke lantai hinngga mengeluarkan darah.
Meskipun demikian Ongku masih berharap kasus penganiayaan tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Ongku berharap pula ada kesepakatan damai dari kedua belah pihak.
“Kasus perkelahian Ken dan Aditya sebaiknya diselesaikan melalui jalur perdamaian. Anak-anak itu berkelahi sebagai dinamika anak remaja lah, mereka masih sangat muda-muda, Ken kurang dari 20 tahun, Adit kurang dari 19 tahun, masa depan mereka masih panjang. Alangkah baiknya bila kita-kita orang tua ini menyelesaikannya secara damai,” ujar Ongku seperti dilansir detik.com, Sabtu (29/4).
Pernyataan anggota legislatif yang tersebar di media online dan media soaial itu banyak masyarakat dan warganet yang memberi komentar menohok.
Sebab tampaknya Ongku menganggap enteng kasus penganiyaan berat itu.
Padahal perkara tersebut sudah masuk ranah penyidik, Adityapun telah dijadikan tersangka dan ditahan.
Sedangkan ayahnya AKBP Achiruddin yang melakukan pembiaran saat anaknya melakukan penganiayaan sadis itu sudah dicopot dari jabatannya di Polda Sumut.
“Harusnya sang anggota dewan itu ngaca kepada dirinya sendiri. Bagaimana jika anaknya yang dianiaya secara sadis itu, apakah bisa damai secara kekeluargaan,” kata Bumi Senyoto memberi komentar.
Tanggapan lainpun bermunculan. Seperti yang dilontarkan Haerul Herdiansyah.
“Gile lu, anak orang sampe bonyok gitu disuruh damai kekeluargaan. Coba aja kalo anak lu digituin gimana rasanya. Sudah pasti gak terima lah,” tukasnya.
Tanggapan lainnya bahkan melontarkan kata-kata kurang sedap terhadap anggota dewan itu menyepelekan kasus penganiayaan yang bisa dikategorikan cukup berat.
“Otaknya dimana ya, masak si anak kepalanya dibentur-benturkan di lantai gitu disuruh damai. Korban kan sudah tidak berdaya dan lagi di bawah tekanan ayah pelaku, masih juga dikatakan perkelahian bukan penganiayaan. Harusnya jadi wakil rakyat mengedepankan hukum. Ini kan negara hukum,” ujar Rio.
Hampir semua komentar yang ditayangkan di media online dan media sosial dikomentari negatif pernyataan Ongku itu. Seperti kata Himanul Hamidin.
“Coba di balik.. bayangkan jika Ken itu anaknya… yang di aniaya oleh orang lain.. pasti beda cerita ngomongnya,” ujarnya.
“Sebagai anggota keluarga punya harapan seperti pendapat anda sah sah saja sih, tapi sebagai anggota DPR membuat pernyataan seperti itu tidak pada tempatnya,” kata Asum Summer.
Ada lagi komentar Wisnu yang menyatakan pernyataan Ongku yang notabene kakak AKBP Achiruddin, merupakan intervensi dari legislatif di Senayan.
Namun Ongku tetap menilai jika masalah ini selesai secara kekeluargaan maka Ken dan Aditya akan menjadi sahabat. Dia menyayangkan jika masalah Ken dan Aditya diselesaikan dengan hukum.
“Toh antara mereka berdua juga sudah damai, tercermin dari chatting-an mereka setelah jam 04.16 tanggal 22 April. Saya yakin, bila kasus mereka ini diselesaikan melalui perdamaian, keduanya akan menjadi sahabat akrab nantinya ke depan,” ucapnya.
“Sebaliknya bila ada yang harus mendekam di penjara beberapa waktu, belum tentu positif dampaknya buat anak tersebut, baik yang dihukum penjara maupun hubungan antara keduanya setelah itu,” imbuhnya.
Karena itu, Ongku berharap kasus ini diselesaikan dengan damai. Menurutnya, jika diselesaikan secara kekeluargaan maka akan baik dari kedua belah pihak.
“Istilah penganiayaan itu kita luruskanlah, itu perkelahian antara dua remaja yang sedang beranjak dewasa, karena kesalahpahaman,” ucapnya.
Sementara itu, untuk AKBP Achiruddin, Ongku berharap perlakuan adiknya yang dianggap membiarkan Aditya melakukan penganiayaan itu diselesaikan di kepolisian. Dia menyebut Achiruddin memiliki alasan sendiri melakukan hal itu.
“Terkait AKBP AH sendiri yang dinilai melakukan pembiaran, tentu institusinya akan menilai. Beliau sendiri mungkin punya reasoning sendiri, dan institusinya bisa menilainya secara objective dan professional. Untuk itu, menyangkut AKBP AH, kita serahkan kepada institusinya,” pungkasnya.
Sementara Ken Admiral mengatakan penganiayaan yang sekitar lima bulan lalu. itu masih terasa efek sakitnya sampai saat ini.
“Kayak bibir dalam pecah. Makan, rahang bengkak jadi susah nguyah. Leher ke kanan kiri, itu kan habis dipijak-pijak, jadi bengkak. Jadi kalau mau lihat ke kanan dan kiri harus pelan pelan,” ungkap Ken.
Kakak dari Ken, Dinda Safay juga bercerita mengenai kondisi adiknya setelah aksi penganiayaan yang terjadi pada Desember 2022 yang lalu. Dinda menyebut Ken harus dibopong saat berjalan.
“Hancur ya (kondisi Ken). Jalan dibopong. Terus dia enggak bisa melihat. Lehernya bengkak. Pelipisnya robek mendapat enam jahitan,” kata Dinda Safay yang juga dikenal sebagai selegram di media sosial.
Ir Ongku Parmonangan Hasibuan adalah politikus Partai Demokrat menjabat anggota Dewan DPR-RI pengganti antar waktu sejak 2022.
Ongku menggantikan Jhoni Allen Marbun yang dipecat karena mendirikan Partai Demokrat KLB Deli Serdang. Sebelum masuk ke Senayan, Okngku menjabat Bupati Tapanuli Selatan periode 2005–2010. (Isa)