progresifjaya.id, TANGERANG – Diduga anaknya dijadikan operator judi online di Kamboja, seorang bapak di Tangerang minta perlindungan ke Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta.
“Anak saya korban trafficking lintas negara,” ujar Samudi (50) kepada media online ini, Minggu (16/2).
Dia merasa khawatir anaknya yang bernama Frasfadi Putra (24) dipekerjakan sebagai operator judol scammer di negara tersebut. Makanya Samudi minta perlindungan dan bantuan Kemenlu agar bisa memulangkan anaknya ke Indonesia.
Diungkapkan, sebagai orang tua setiap malam dirinya selalu dihantui rasa kekhawatiran mengenai nasib anaknya yang bekerja di negara orang. Pasalnya, dia mendapat informasi bahwa anaknya dipekerjakan sebagai operator judol.
“Saya minta perlindungan keselamatan anak saya di sana,” ujarnya lagi.
Diungkapkan Samudi, anak lelakinya yang diduga menjadi korban human trafficking itu sebelumnya sudah bekerja sebagai supir pribadi di daerah Kedoya Jakarta Barat. Namun dia tergiur dengan lowongan pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar hanya dengan kelengkapan data pribadi saja.
Tentu saja tergiur kata Samudi, karena tanpa modal dapat bekerja di luar negeri dengan gaji bisa mencapai Rp 12 juta per bulan.
“Dia pengen punya gaji besar mungkin pengen punya duit buat membantu adik-adiknya yang masih belajar juga pengen membahagiakan orang tuanya,” sambung Samudi.
“Jadi begitu ada informasi lowongan kerja di luar negeri tanpa mikir-mikir lagi menerima tawaran dari orang itu melalui agency, ” ungkapnya.
Samudi menambahkan, kronologis anak kandungnya itu bisa sampai ke Kamboja awalnya mendapatkan pesan di face book (FB) dari seseorang yang menawarkan kerja ke Kamboja dengan gaji 800 dolar AS atau setara dengan Rp12 juta. Syaratnya sangat mudah hanya dengan melengkapi data-data pribadi seperti KTP, KK dan lainnya untuk pembuatan paspor.
“Selama proses pengurusan paspor oleh agency anak saya ditampung selama tiga hari di salah satu apartemen di daerah Cengkareng Jakarta Barat,” ujarnya lagi.
Kemudian setelah paspor selesai, selanjutnya dari Bandara Soekarno Hatta Frasfadi diterbangkan ke Dumai, Pekan Baru, Riau. Dari sana berangkat ke Malaysia via kapal laut. Kemudian dari Malaysia diterbangkan lagi ke Phnom Penh, Kamboja.
“Di sana sudah ada yang menjemput dan menuju ke sebuah kompleks yang diduga sebagai tempat perjudian,” imbuhnya.
Atas hal itu Samudi bersama Ucok Ardiyanto seorang aktivis kemanusiaan mendatangi Kemenlu di Jakarta.
“Saya mendampingi Samudi karena ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa warga negara Indonesia yang diduga menjadi korban human trafficking. Selain datang ke Kemenlu, orang tua korban juga mengirimkan surat pengaduan kepada Direktur PPA dan PPO Mabes Polri, Kementerian HAM dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI),” papar Ucok.
Dia menambahkan, negara harus segera hadir untuk membantu WNI yang diduga menjadi korban jaringan mafia perdagangan orang dan kini masih berkeliaran merekrut tenaga kerja ke luar negeri, khususnya di negara tujuannya Kamboja.
“Dengan diiming-imingi gaji besar mereka diberangkatkan ke negara itu untuk dijadikan operator judi online scammer,” pungkas Ucok Ardyanto. (Isa)