Friday, April 25, 2025
BerandaBerita UtamaDinas Pertanian Lebak Dorong Petani Manfaatkan Digitalisasi

Dinas Pertanian Lebak Dorong Petani Manfaatkan Digitalisasi

progresifjaya.id, LEBAK – Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mendorong petani memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk memasarkan produk pertanian melalui media sosial.

“Kita mengapresiasi petani milineal di sini sudah mampu memasarkan produknya melalui digitalisasi,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di ruang kerjanya, Senin (18/10/2021).

Pemanfaatan teknologi digitalisasi itu sangat membantu petani untuk memasarkan produknya. Selain itu, juga pemasaran digitalisasi menguntungkan dan bisa memutus mata rantai ijon atau tengkulak.

“Mereka kini petani  sudah ditunggu konsumen melalui digitalisasi,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, petani milineal Kabupaten Lebak di antaranya mereka sudah memiliki aplikasi digital untuk pemasaran produk hasil pertanian.

Bahkan, aplikasi Ekamar yang memasarkan produk beras asli Lebak banyak permintaan dari Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Lampung.

Dan, menurutnya, beberapa petani kalangan muda lainnya juga memasarkan produknya melalui digitalisasi.

“Kami optimistis prospek usaha pertanian cukup cerah dengan kemudahan pemasaran digitalisasi itu,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, produknya pertanian dari Kabupaten Lebak yang menjadikan andalan ekonomi petani di antaranya komoditi beras, umbi- umbian, sayuran tanah datar hingga buah-buahan juga peternakan unggas.

“Mereka petani yang memasarkan produk pertanian melalui digitalisasi baru petani milineal,” paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng Telkom untuk melakukan kegiatan pelatihan era digitalisasi agar petani dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi.

“Kami berharap pelatihan itu nantinya petani bisa membuat aplikasi konten pemasaran,” sarannya.

Sementara itu, Byigon, seorang petani milineal Kabupaten Lebak mengaku kini memasarkan produk pisang melalui media sosial.

Bahkan, budidaya tanaman pisang lokal hingga menghasilkan omzet Rp8 juta per bulan dari tanam seluas satu hektare.

“Kami saat ini banyak permintaan untuk ke Tangerang setelah memiliki konten aplikasi sendiri, “kata Byigon.

Penulis: R. Rencong

Artikel Terkait

Berita Populer