progresifjaya.id, LEBAK – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak, Banten, Bidang Cipta Karya membangun sarana sanitasi menyehatkan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (Spaldes) untuk menekan angka stunting atau kekerdilan di wilayah itu.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak, Suhendro di ruang kerjanya, Rabu (12/11/2024), mengatakan pembangunan sarana sanitasi dengan spaldes itu
didanai dari dana alokasi khusus (DAK) dan APBD 2024 sebesar Rp9 miliar.
Realisasi pembangunan sanitasi itu di sembilan desa dan mulai pekerjaan Juli sampai November 2024 yang melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Sasaran sanitasi spaldes itu sebanyak 801 rumah di daerah lokus penanganan prevalensi stunting di sembilan desa di antaranya Desa Kapunduhan, Intan Jaya, Nayagati, Kadu Agung Timur, Pasar Keong, Buyut Mekar, Maraya dan Inten Jaya.
“Kami berharap pembangunan sanitasi spaldes memiliki kualitas dan siap ‘zero new stunting’ atau tidak ada lagi kasus baru stunting,” jelasnya.
Menurut dia, pengalokasian dana dari DAK itu setiap desa sebesar Rp1,2 miliar, sedangkan APBD Rp300 juta.
Perincian pembangunan sanitasi per rumah sekitar Rp12 juta untuk pembelian material kloset, septik, plafon dan tenaga kerja.
“Kami meyakini pembangunan sanitasi spaldes dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat,” papar Suhendro.
Sementara itu, sejumlah warga Desa Kadu Agung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, menyatakan bahwa mereka senang dengan adanya pembangunan sarana sanitasi spaldes sehingga tidak buang air besar di sembarangan tempat.
“Kami merasa bahagia memiliki sanitasi yang layak dan menyehatkan,” tukasnya. (R. R)