Friday, November 8, 2024
BerandaBerita UtamaDugaan Pembiaran dan Pungli Warnai Kesemerawutan Pasar Kebayoran Lama

Dugaan Pembiaran dan Pungli Warnai Kesemerawutan Pasar Kebayoran Lama

progresifjaya.id, JAKARTA – Saat ini kesemrawutan dan kekumuhan  menjadi pemandangan sehari-hari yang terjadi di sekitar Pasar Kebayoran Lama, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Seolah Pemerintah Kota (Pemko) Jakarta Selatan tidak mampu mengatasi dan menyelesaikan masalah tahunan keluhan masyarakat, sehingga timbul praduga adanya pembiaran, pungutan liar (pungli) dan banyaknya kepentingan yang menjadi penyebab utama di sana.

Buktinya, berulang kali penertiban dan pengawasan dilakukan tidak memberikan efek jera terhadap pedagang, sopir dan pihak-pihak yang berkentingan disana. Bahkan, Pos Pemantau yang teriisi petugas gabungan serta kendaraan operasional Satpol PP yang ditempatkan disana tidak membuat ciut (takut) para pemilik kepentingan di sana.

Seperti yang terpantau Progresif Jaya, Jum’at (24/7) siang,  di sana terlihat para pedagang Kaki Lima (PKL) dan sopir angkutan umum (angkot) kian merajalela seperti berlomba dan adu kuat  merebut hak pejalan kaki dengan memenuhi trotoar dan sebagian badan jalan hingga menyebabkan kemacetan parah.

Kondisi ini tambah diperparah lagi dengan parkiran motor liar dan tidak disiplinnya pengendara motor yang berlawanan arah tanpa menghiraukan keselamatan sendiri dan masyarakat.
Ratusan pedagang menggelar lapak  dan sopir angkutan umum ngetem (menunggu penumpang) secara berlapis dua  mulai dari Jalan Raya Kebayoran Lama dari arah Jalan H Salihun atau sekitar 200 meter menuju gedung pasar.

Begitu juga dengan keberadaan PKL yang menggelar lapak dari arah Flyover Kebayoran Lama hingga gedung pasar.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan padatnya lapak PKL yang memanjang mulai dari Simpang Pasar Kebayoran Lama, Jalan Kramat menuju Stasiun Kebayoran Lama. Lapak PKL gelaran itu menguasai hampir sebagian jalan pada kedua arah.

Kinerja Camat

Keberadaan PKL tersebut diungkapkan,  Edi, tokoh masyarakat di sana, menjadi bukti kinerja Camat Kebayoran Lama, Aroman Nimbang sangat buruk. Sebab dijelaskannya, penataan wilayah merupakan unsur utama dalam penilaian kinerja pejabat wilayah, termasuk camat dan lurah. ”Kalau penataan wilayahnya buruk, sudah pasti buruk kinerjanya, karena penilaian dari target program, apakah tercapai atau tidak,” ungkapnya.
Menurutnya, masalah PKL merupakan pekerjaan rumah yang tidak kunjung tuntas sejak lama. “Seperti dibiarkan karena ada banyak pihak yang berkentingan di sana,” tegasnya.
Senada diungkapkan Karyo, keluhan tentang kesemerawutan di dua keluran Cipulir dan Kebayoran Lama Utara (KLU) sering disuarakan warga namun tidak pernah dianggap dan ditanggapi.

Pungli
Selain semerawut oleh PKL, angkot dan parkir liar, ada dugaan tindak pidana pencurian listri negara (PLN) yang digunakan di sana untuk penerangan dikala malam hari. “Penerangan bayar tidak cuma cuma,” katanya.

Disinggung mengenai pihak pihak yang memiliki kepentingan di kawasan pasar, dirinya berbalik bertanya. “Siapa lagi, kalau bukan oknum aparat yang memiliki wewenang dan bertugas mengawasi dan menertibkan,” katanya.

Pasalnya, ungkapnya, tidak mungkin pedagang, sopir dan parkiran bisa leluasa berbuat seenaknya menyerobot trotoar dan badan jalan tanpa mengeluarkan upeti. “Di sana tuh sarat pungli (pungutan liar),” ucapnya kesal.

Senada dituturkan pedagang, tanpa mau menyeburkan nilainya ada sekitar puluhan ribu rupiah yang diambil (dipungut) oknum aparat berlogo tugu monas. “Kita bayar pa di sini tidak cuma cuma,” sedikit berbisik tidak ingin didengar orang lain.

Tiga Pilar

Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali, dengan dua pilar lainnya TNI dan Polri, sudah saatnya melakukan penertiban dan pembersihan besar-besaran terhadap keberadaan pedagang, angkota dan parkir liar yang membuat keresahan masyarakat.

Tiga Pilar Jakarta Selatan yakni pemerintah kota, Polri dan TNI, dinilai masyarakat yang mampu memberangus tindak pencurian listrik dan pungutan liar yang terjadi di sana. “Selain itu, bisa menangkap pihak yang memiliki kepetingan di sana, ” tuturnya.

Apalagi, lanjutnya, saat ini sedang pademi COVID 19, ibarat sekali dayung dus tiga pulau terlampaui. Artinya,  penertiban dapat mencegah penyebaran virus corona dan kawasan pasar Kebayoran Lama menjadi bersih, indah, nyaman dan tertib. 

Penulis/Editor: M. Maruf

Artikel Terkait

Berita Populer