Monday, September 16, 2024
BerandaMegapolitanDuka Warga Teluk Naga di Tengah Proyek Megah PIK II, RT: Tanah...

Duka Warga Teluk Naga di Tengah Proyek Megah PIK II, RT: Tanah Dihargai 90 Ribu Per Meter, Bayarnya Dicicil

progresifjaya.id, KAB. TANGERANG – Proyek megah oleh pengembang besar Agung Sedayu Grup (ASG) yaitu Pantai Indah Kapuk II menyisakan duka bagi warga Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Betapa tidak, proyek megah yang beroperasi pada pembangunan kurang lebih seluas 486 hektar ini bagi masyarakat Desa Tanjung Burung menimbulkan ironi. Mereka hanya bisa menikmati lalu lalang truk tanah.

Salah satunya adalah tanah milik masyarakat pun harus dihargai Rp 90.000 permeternya. Jauh dari standar harga layak tanah di kabupaten Tangerang.

Nurhadi salah satu Jaro (RW red) mengatakan, ia beserta warga yang lain pun hanya bisa pasrah dengan proyek urukan yang saat ini sedang berlangsung di empang tempat warga mengais rezeki.
“Kita cuma bisa pasrah, kita orang kecil bisa apa lawan mereka,” ketusnya dengan wajah murung kepada awak media, Jumat (12/6/20).

Ia mengatakan, pengurukan yang kini sedang berlangsung di atas empang tersebut belum sepenuhnya dibeli oleh pengembang.

“Tanah atau empang yang lagi diuruk ini belum dibeli oleh pengembang, orang harganya aja gak cocok,” katanya.

Salah satu mantan ketua RT di RW 08 Desa Tanjun Burung, Tumpang menambahkan, sebulan terakhir ini sudah ratusan hektar lahan produktif berupa empang ikan bandeng diuruk oleh pengembang. Padahal ada beberapa lahan milik warga di tengah-tengah lahan yang diuruk itu belum dibayar.

Tak hanya itu, sekitar 340 lebih rumah warga juga sudah mulai terancam akibat pengurukan yang dilakukan pengembang ini. Yang menyedihkan, akibat pengurukan tersebut air empang meluap hingga merendam rumah warga. Namun sayangnya hingga kini tidak ada pemerintah yang hadir baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten untuk membantu warga.

“Akibat pengurukan empang yang dilakukan pengembang, hampir sebagian besar rumah warga terendam banjir, karena air empang meluap,” ujar Tumpang.

Ia berharap, kepada pemerntah untuk melindungi warga Tanjung Burung. Jika tidak, warga terpaksa harus kehilangan tempat tinggalnya karena rumah mereka digusur pengembang dengan harga yang sangat murah. Sementara pembayaranya sendiri dilakukan dengan cara dicicil.

“Rumah kami cuma dihargai Rp 90.000  permeter. Jika tidak dijual, langsung dipagar oleh sekelompok orang. Lantas kami akan pindah kemana? sekarang harga lahan segitu sudah tidak ada,” tutup Tumpang.

Sumber: detakbanten.com

Editor: Hendy

Artikel Terkait

Berita Populer