Oleh. Pemerhati Masalah Sosial dan Penghamba Ridho Allah
Meskipun dicarikan berbagai dalil pembenaran tapi aroma busuk terasa semakin menyengat.
Jurus silat lidah, lempar batu sembunyi tangan, lari dari tanggung jawab menjadi hal lumrah.
Bangsa ini seolah dipaksa untuk menerima bahwa bohong bukanlah aib. Bohong menjadi nilai baru buktinya banyak yang mengapresiasi dan mencari dalil pembenarannya, demi ABS (Asal Bapak Senang)
Kehadiran cawapres prematur, menjadi virus demokrasi yang lebih dahsyat dari covid 19.
Harapan sebuah partai besar untuk memenangkan petugas partainya menjadi berantakan, karena pengkhianatan anak angkat yang terlalu dimanja, ternyata anak durhaka bukan hanya dalam legenda, tapi betul-betul nyata dalam perebutan Tahta dan Singgah Sana
Sang macan Asia menjadi tikus got karena kehilangan marwahnya.
Bangsa ini dibuat bingung harus menerima kenyataan aneh……?
Apakah ini yang dimaksud demokrasi Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam sila ke 4 yang intinya musyawarah mufakat.
Ternyata implementasinya semua di musyawarahkan dalam keluarga dan bangsa dipaksa untuk mufakat.
Pilpers 2024 ternyata substansinya bukan memilih pemimpin, tapi upaya penyelamatan oligarki dan dinasti.
Begitu bodohkah bangsa ini sehingga bagaikan kerbau dicocok hidungnya, semua diam membisu pakai masker cuci tangan jaga jarak, interaksi sosial dibatasi.
Sungguh melukai akal sehat, karena sipemilik akal sehatpun dikalangan akademisi, intelektual, tokoh masyarakat, tokoh agama terserang wabah autis lebih asik dengan dunianya sendiri tidak peduli dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu.
Bangsa besar ini diam membisu, demi cari aman dan selamat.
Bangunan peradaban mulia porak poranda diterjang badai Gabon Bengawan solo.
Ingat bangsa ini pernah memilih wapres yang telah sempurna memerankan dirinya sebagai ban serep nyaris sampai akhir masa jabatannya hampir tak satupun karya yang dihasilkan
Akankah terulang bahkan lebih parah lagi…..?
Ternyata kehancuran suatu bangsa bukan hanya karena perang, tapi bisa jadi karena salah urus dan sikap masa bodohnya orang,orang yang punya kapasitas untuk bersikap.
Penulis : Dr.,Drs. Mukhtadi El Harry, MM.,M.Sc