progresifjaya.id, MERAUKE – Tokoh masyarakat Papua Barat yang juga dosen Stisipol Yaleka Merauke, Frederikus Gebze menyatakan penolakan tegasnya terhadap pola aksi investasi tidak berbasis masyarakat yang kerap terjadi dan dimainkan di tanah Papua. Pola aksi ini juga diketahui masih dimainkan para pemain lama yang tak pernah melepaskan kedok kekuasaan dan dinasti guna memuluskan aksi ini.
Dikatakan Frederikus, berdasarkan catatan tahun permainan dari masa kuda gigit besi hingga kuda gigit steik, sudah ada 46 perusahaan yang tercatat dalam bisnis investasi ini. Mulai dari goyangan program Mire hingga lanjut ke progran Mifee, tak ada satu pun perusahaan yang bisa membuktikan keberhasilannya di bidang ini. Yang ada cuma tumpukan utang gadai tanah selama 30 tahun yang semuanya zonk keuntungan dan kesuksesan.
“Sudah jadi rahasia umum di tanah Papua kalau aksi investasi katcrut yang tak pakai basis masyarakat ini cuma sekadar aksi onani. Seenak-enaknya gaya si pemain saja untuk senang-senang sendiri,” kata Frederikus kepada wartawan, Selasa, (20/8).
Dia menjelaskan, pola aksi investasi abal-abal mengatasnamakan kesejahteraan masyarakat ini sepenuhnya bersumber dari uang APBD.
Uang tersebut kemudian diakali penggunaannya sampai habis buat kepentingan perut si pemain. Proyek ini cuma sekadar menjadi panggung eksistensi si pemain buat mendulang dukungan masyarakat. Terlebih di masa Pilkada serentak sekarang.
“Karena itu melalui pemberitaan ini saya ingin mewanti-wanti masyarakat agar bisa think smart terhadap situasi dan kondisi sekarang. Jangan sampai termakan gombalan mulut manis yang didengungkan. Jangan sampai terjebak sebagai alat atau corong para pemain bisnis investasi sialan ini,” tegasnya lagi. (Bembo)