Monday, July 14, 2025
BerandaInternasionalGencatan Senjata Dimulai: Perang Misil 12 Hari, Israel dan Iran Klaim Kemenangan

Gencatan Senjata Dimulai: Perang Misil 12 Hari, Israel dan Iran Klaim Kemenangan

progresifjaya.id, JAKARTA – Perang misil atau peluru kendali (rudal) selama 12 hari antara Israel dan Iran berakhir dengan gencatan senjata atas prakarsa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun kedua negara yang berperang masing-masing mengklaim kemenangan. Lalu siapa yang kalah?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji kemenangan bersejarah dalam perang 12 hari negaranya melawan Iran. Netanyahu berjanji untuk mencegah Teheran membangun kembali fasilitas nuklirnya.

“Kami telah mencapai kemenangan bersejarah,” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi kepada rakyat setelah dimulainya gencatan senjata yang disetujui oleh kedua negara dilansir AFP, Rabu (25/6).

“Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Kami telah menggagalkan proyek nuklir Iran. Dan jika ada orang di Iran yang mencoba membangunnya kembali, kami akan bertindak dengan tekad yang sama, dengan intensitas yang sama, untuk menggagalkan upaya apa pun,” katanya dalam pidato hampir 10 menit.

Netanyahu mengklaim bahwa serangan Israel terhadap Iran, yang diberi nama ‘Operation Rising Lion’, akan “tercatat dalam catatan sejarah perang Israel, dan akan dipelajari oleh tentara di seluruh dunia.”

Itu termasuk serangan berulang kali terhadap situs nuklir dan rudal Iran, pembunuhan para pemimpin militer dan dinas keamanan dalam negeri, serta pemboman media pemerintah dan penjara Evin di Teheran.

Setelah Amerika Serikat bergabung dalam konflik dengan serangan pada Minggu (22/6), Presiden Donald Trump mengaku pasukannya telah “benar-benar meluluhlantakkan” situs nuklir utama Iran.

Namun, para analis mengatakan bahwa masih belum jelas apakah serangan itu telah membuat ancaman nuklir berada di luar jangkauan, dengan kemungkinan bahwa Iran telah memindahkan persediaan uranium yang diperkaya jauh dari lokasi yang menjadi sasaran. Teheran selalu membantah tengah berupaya mendapatkan senjata nuklir.

Sementara itu Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran memuji serangan rudal Iran pada hari Selasa (24/6), termasuk serangan mematikan di Beersheba. Ini dianggap sebagai kemenangan strategis bagi perlawanan, beberapa jam sebelum gencatan senjata yang ditengahi AS mulai berlaku.

Ditegaskan bahwa serangan Iran baru-baru ini menunjukkan keberanian angkatan bersenjata Republik Islam dan kemampuan mereka mencegah dan menanggapi dengan tegas. Dewan tersebut mencatat pangkalan Amerika dan Israel, dari Asia Barat hingga jauh di dalam wilayah pendudukan, telah menjadi target potensial untuk serangan di masa mendatang.

Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah pengumuman gencatan senjata, mengatakan tanggapan ini dilakukan di bawah arahan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. “Tanggapan militer Iran merupakan pukulan menyakitkan bagi musuh dan menunjukkan kewaspadaan dan persatuan rakyat Iran menggagalkan rencana musuh dan mengubah ancaman menjadi peluang yang menguntungkan perlawanan,” kata pernyataan itu.

Namun demikian mereka siap untuk kembali ke perundingan nuklir dengan Amerika Serikat saat gencatan senjata mulai berlaku. Meski begitu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian akan terus “menegaskan hak-haknya yang sah” untuk penggunaan tenaga atom secara damai.

Editor: Isa Gautama

Artikel Terkait

Berita Populer