progrersifjaya.id, JAKARTA – Seiring mulai datangnya musim penghujan, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DKI Jakarta bersiap-siap menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2024 mendatang. Dan sistem peringatan dini akan diperkuat dengan menyebarkan informasi cuaca terkini secara masif lewat media sosial.
Kepala Pelaksana BPBD, Isnawa Adji mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, para Wali Kota/Bupati, Dinas SDA dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menjalin kolaborasi dalam penanggulangan bencana.
Selain itu, pihaknya juga menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan website bpbd.jakarta.go.id,” tutur, mantan Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/11/2023).
Lebih lanjut menururt Isnawa Aji, pemberian informasi peringatan dini terkait kenaikan TMA melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui website, media sosial, WhatsApp Group dan Channel Telegram. “Lalu kita menyiagakan 267 personel petugas penanggulangan bencana/TRC pada setiap Kelurahan di wilayah Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana,”tuturnya.
Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk bersiapsiaga menghadapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan angin kencang.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari 2024, disisi lain IOD (Indian Ocean Dipole) menunjukkan kondisi positif dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.
Meskipun fenomena El Nino menguat, kekeringan yang dampaknya akan berakhir begitu musim hujan datang, dan musim hujan di Indonesia biasanya disebabkan oleh Monsun Asia.
Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah barat Indonesia yang membawa massa udara lebih banyak yang menyebabkan gelombang tinggi, angin kencang dan hujan deras. “Fenomena ini diprediksi mulai aktif memasuki wilayah Indonesia pada November 2023, namun datang lebih lambat dari biasanya, sehingga diprakirakan puncaknya terjadi pada bulan Januari-Februari tahun 2024,” tandasnya.
Penulis/Editor : Asep Sofyan Afandi