progresifjaya.id, STOCKHOLM – Badan Kesehatan Masyarakat Swedia menyampaikan bahwa ribuan warga mendapatkan hasil keliru terkait dengan pemeriksaan tes COVID-19. Dalam hasilnya, ribuan warga ini dikatakan positif terkena virus corona. Padahal sebaliknya, mereka ternyata tidak menderita penyakit COVID-19.
Tidak hanya itu, disebutkan pula bahwa perangkat tes yang digunakan ternyata adalah produk perusahaan asal China, BGI Genomics Co Ltd. Sebagaimana dilansir dari Asia One, pengumuman hasil keliru tes disampaikan secara langsung oleh Badan Kesehatan Masyarakat Swedia pada Selasa (25/8/2020). Lebih lanjut, pihak terkait membeberkan bahwa jumlah warga yang salah didiagnosis mencapai hingga 3.700 orang.
Kemudian, terkait dengan alat tes, badan kesehatan menjelaskan bahwa perangkat BGI Genomics tidak mampu membedakan antara tingkat virus yang sangat rendah dengan hasil negatif.
“Pemasok harus menyesuaikan kinerja yang diperlukan untuk pengujian ini,” kata Kepala Departemen Mikrobiologi Swedia, Karin Tegmark Wisell.
Lebih lanjut, Wisell juga menjelaskan bahwa kit tes COVID-19 BGI Genomics sebenarnya sudah banyak diekspor ke negara-negara lain. Meski begitu, Wisell tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan produk atau hasil tes kit BGI Genomics di negara lain.
Badan kesehatan Swedia sendiri juga diketahui belum memberikan rincian pasti terkait dengan berapa banyak tes yang menggunakan kit BGI Genomics. Meski begitu, pihaknya menjelaskan bahwa hasil yang salah hanya berdampak kecil pada angka statistik infeksi COVID-19 di Swedia. Selain itu, badan kesehatan juga menerangkan bahwa laboratorium Swedia telah menyesuaikan metodologi pemeriksaan COVID-19 yang sesuai.
Sedangkan hingga kini, pihak BGI Genomics diketahui belum kunjung memberikan konfirmasi atau tanggapan terkait dengan pengumuman dari badan kesehatan Swedia.
Namun, Asia One menjelaskan bahwa dua anak perusahaan BGI Genomics sempat dimasukkan dalam daftar hitam ekonomi oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS). Pasalnya, menurut AS, dua perusahaan tersebut terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terkait perlakuan China terhadap muslim Uighur.
Meski begitu, BGI Genomics diketahui telah menerima otorisasi AS untuk penggunaan darurat pengujian COVID-19 pada Maret lalu. Selain itu, pada bulan Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memasukkan kit BGI Genomics ke dalam Daftar Penggunaan Darurat.
Terlepas dari kontroversi perangkat BGI Genomics, Swedia pada Selasa telah mencatatkan jumlah infeksi sebanyak 86.891 kasus. Sedangkan kasus kematian dikatakan telah mencapai angka hingga 5.814 jiwa.
Jika dibandingkan dengan negara tetangganya Finlandia atau Norwegia, laporan COVID-19 tersebut jelas menunjukkan bahwa infeksi serta kasus kematian Swedia masih masif. Meski begitu, dalam beberapa pekan terakhir ini, Swedia tercatat memiliki penurunan dalam kasus penerimaan perawatan intensif serta kematian COVID-19. Tidak hanya itu, karena kemajuan ini, badan kesehatan telah mengumumkan sejumlah strategi pelonggaran aturan penguncian, termasuk perizinan kembali pertandingan sepak bola mulai Selasa depan.
Sumber: koranindonesia.id
Editor: Hendy