progresifjaya.id, KOTAWARINGIN BARAT – Rumah Sejarah atau Heritage C. Willem di Lanud Iskandar Pangkalan Bun kini berkembang menjadi pusat edukasi sejarah yang menyajikan kisah perjuangan TNI Angkatan Udara (AU) di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
Tempat ini tidak hanya menyimpan jejak sejarah daerah, tetapi juga menjadi bagian dari rangkaian perjuangan nasional.
Kepala Informasi dan Pengolah Data (Kainfolahta) Lanud Iskandar, Letda Lek Fery Anshari mengungkapkan bahwa rumah sejarah ini berperan penting dalam mengenalkan sejarah TNI AU kepada generasi muda.

Hal ini ia sampaikan saat menerima kunjungan Taruna dan Taruni SMK 3 Pelayaran Kumai yang ingin memperdalam wawasan sejarah perjuangan di Kobar, Kamis (30/1/2025).
“Melalui rumah sejarah ini, para siswa dapat memahami lebih dalam tentang perjuangan TNI AU, terutama di Kotawaringin Barat. Kisah yang tersimpan di sini bukan hanya bagian dari sejarah daerah, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan perjuangan nasional,” ujar Letda Fery.
Salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi perhatian adalah penerjunan pertama pasukan TNI AU di Desa Sambi pada 17 Oktober 1947.
Menurut Letda Fery, peristiwa ini memiliki nilai historis yang sangat penting dan layak untuk diperingati secara resmi setiap tahun.
“Kami telah mengusulkan kepada Bupati Kotawaringin Barat agar peringatan ini dijadikan agenda tahunan. Para penerjun TNI AU menghadapi banyak tantangan saat berjuang di hutan belantara Kalimantan, tetapi mereka tetap bertahan dan berhasil mendirikan pemancar radio sebagai penghubung dengan Pulau Jawa. Ini adalah sejarah yang harus terus dilestarikan,” tegasnya.
Saat ini, Rumah Sejarah (Heritage) C. Willem terus dikembangkan menjadi museum yang menyimpan berbagai peninggalan berharga. Barang-barang yang dipamerkan berasal dari sumbangan masyarakat yang ingin agar koleksi bersejarah tetap terawat dan dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi mendatang.
“Di sini, terdapat berbagai peninggalan bersejarah, mulai dari peralatan tradisional hingga senjata peninggalan masa perjuangan. Salah satunya adalah meriam buatan tahun 1746 yang merupakan hadiah dari Sultan Kutaringin sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan TNI AU di masa lalu,” jelasnya.
Letda Fery berharap, dengan semakin dikenalnya Rumah Sejarah (Heritage) C. Willem, tempat ini dapat menjadi destinasi edukatif yang menarik dan menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai sejarah perjuangan bangsa.
“Kami ingin rumah sejarah ini menjadi pusat edukasi yang lebih besar dan berperan dalam melestarikan sejarah perjuangan TNI AU di Kotawaringin Barat,” tutupnya. (Firman Muliadi)