progresifjaya.id, JAKARTA – Pada Kamis, 27 Maret 2025 mendatang, secara waktu Irjen Pol Karyoto akan genap 2 tahun memimpin Polda Metro Jaya. Tak ada yang menduga, sebelumnya, hal ini akan dialami oleh sosok jenderal bintang dua dari Batalyon Dhira Brata Akpol 1990 ini. Dan kini, dia pun sah tercatat sebagai Kapolda Metro Jaya ke-40 dengan durasi kepemilikan waktu memimpin lebih dari 730 hari atau 2 tahun.
Dalam rentang waktu jabatannya itu, sejumlah terobosan sudah terbukti dilakoni dan dimunculkan. Dari mulai membuka hotline aduan masyarakat terkait penanganan perkara di Polda Metro, merotasi sekaligus 24 Kapolsek dalam rangka tour of duty, hingga munculnya Tim Pemecah Macet yang mengkolaborasi tiga satuan kerja (Satker) Polri yakni Lantas, Samapta dan Brimob buat mengurai titik macet di Jakarta. Hal baru yang sebelumnya tak pernah dilakukan oleh para pendahulunya
Secara logika, semua terobosan itu tak kan bisa dibantah alot atau diperdebatkan sengit. Kenapa? Karena semua itu muncul dari inisiatif pribadi serta rasa kepeduliannya yang tinggi terhadap masyarakat. Dilahirkan untuk masyarakat agar bisa tenang dan nyaman saat beraktivitas di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Salut.
Menyimak selanjutnya dari kata inisiatif dan kepedulian tinggi seorang Irjen Pol Karyoto yang tertulis di atas, pada akhirnya muncul lagi satu pemikiran yang logis dan filosofis tentang angka 27. Kenapa angka ini? Karena Irjen Pol Karyoto resmi jadi Kapolda Metro Jaya pada 27 Maret 2023 dan dia dilahirkan pada 27 Oktober 1968 di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Secara astrologi, angka 27 terhubung dengan nakshatra (rumah besar di bulan) yang disebut “Revati” dalam astrologi Weda. Revati dikaitkan dengan pertumbuhan, kelimpahan, kasih sayang, dan kreativitas. Angka ini percayai menganugerahkan sifat memelihara dan kemampuan untuk memunculkan ide-ide dan inovasi baru kepada individu.
Dari sudut pandang spiritual, angka 27 bertindak sebagai gerbang yang kuat menuju alam kesadaran yang lebih tinggi. Angka ini melambangkan jembatan suci antara alam fisik dan metafisik, yang mengundang individu untuk mengeksplorasi potensi spiritual mereka dan terhubung dengan energi ilahi.
Mereka yang selaras dengan energi angka 27 sering kali tertarik pada praktik spiritual seperti meditasi, introspeksi, dan penyembuhan energi. Mereka memiliki hubungan yang mendalam dengan kekuatan tak terlihat yang membimbing dan membentuk keberadaan kita, yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan wawasan dan pengalaman spiritual yang mendalam.
Merangkul Kekuatan 27

Untuk sepenuhnya memahami arti penting angka 27, seseorang harus memupuk kesadaran akan energinya dan berusaha mewujudkan kualitasnya. Dengan memelihara kebijaksanaan intuitif kita, mencari hubungan yang harmonis, dan terlibat dalam praktik spiritual, kita dapat memanfaatkan kekuatan transformatif yang ditawarkan angka 27.
Saat kita memadukan esensi angka 27 ke dalam hidup kita, kita membuka jalan menuju penemuan jati diri, pertumbuhan pribadi, dan hubungan mendalam dengan orang lain. Ini berfungsi sebagai pengingat bahwa dengan merangkul keseimbangan, kebijaksanaan, dan spiritualitas, kita dapat menavigasi jalinan kehidupan yang rumit dengan keanggunan dan tujuan.
Menurut Annemarie Schimmel dalam bukunya The Mystery of Number atau Misteri Angka-Angka, angka 27 merupakan angka menarik dari kacamata matematis. Angka 27 sebagai kekuatan ketiga dari angka 3 yang sakral.
Plutarch atau pemilik nama lengkap Lusius Mestrius Plutarkhos menyebutkan bahwa angka dua puluh tujuh sebagai pangkat tiga angka ganjil pertama atau maskulin.
Penulis The Pararel Lives itu menyampaikan angka dua puluh tujuh juga termasuk kelompok angka bulan, karena bulan tampak paling jelas selama 3 x 9 malam. Sebagaimana halnya 18, 27 sering digunakan di dalam tradisi-tradisi yang mengakui pentingnya 9.
Bahkan di masyarakat Eropa Timur, angka dua puluh tujuh dalam tradisi-tradisi masyarakat mengumpulkan 27 bunga pada malam peringatan St. Yohanes demi tujuan perlindungan. Sedangkan di Mesir Kuno sendiri, angka 27 memiliki makna negatif. Sebagaimana permainan papan dengan 30 kotak, di dalam kotak 27 bermakna air yang memiliki arti kotak kekalahan. Maka pemain yang masuk ke kotak angka 27 artinya dia kalah.
27 Derajat
Sementara itu, di peradaban Islam, angka 27 derajat merupakan perpaduan perintah shalat berjamaah. Bagi umat Islam yang melaksanakan shalat berjamaah maka akan mendapatkan pahala 27 derajat sebagaimana hadis riwayat Bukhari:
“Shalat berjamaah melampaui shalat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat.”
Lantas apakah makna dari angka dua puluh tujuh derajat tersebut? Kenapa tidak simetris, misalnya 90 derajat atau kesempurnaan yakni 360 derajat. Nah, para ulama lebih mengartikan redaksi “derajat” dalam angka 27 derajat sekadar makna “shalat.”
Sebagai arti bahwa pemahaman tersebut sebatas perbandingan antara orang yang salat sendiri dengan yang shalat jamaah. Orang yang salah berjamaah akan memiliki keunggulan 27 yakni 27 derajat. Keunggulan ini diartikan untuk menisbatkan 27 derajat pada setiap rukun yang dilakukan dalam salat.
Jika menilik numerologi 27, ada peristiwa besar dari perintah shalat yang bukan sekadar 27 derajat. Angka 27 merupakan angka peristiwa agung dan menjadi landasan perintah menjalankan kewajiban shalat. Peristiwa itu dikenal dengan Isra Mi’raj yang terjadi bertepatan pada tanggal 27 Rajab. (Bembo)