Tuesday, December 3, 2024
BerandaBerita UtamaJika Terpilih, Dedi Mulyadi Bakal Berkantor di Lima Wilayah: Maksimalkan Kinerja Atasi...

Jika Terpilih, Dedi Mulyadi Bakal Berkantor di Lima Wilayah: Maksimalkan Kinerja Atasi Persoalan Warga Jabar

progresifjaya.id, SUBANG – Dedi Mulyadi sudah berancang-ancang memimpin Jawa Barat lima tahun ke depan. Dalam deklarasinya di Lembur Pakuan, Subang, Dedi berencana untuk berkantor di 5 wilayah di Jabar.

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi Calon Gubernur nomor urut 4 ini unggul dari hasil quick count sejumlah lembaga survei. Hasil itu membuat kemungkinan Dedi berkantor di Gedung Sate Bandung terbuka lebar.

Namun Dedi menyatakan Gedung Sate bukan jadi satu-satunya kantor jika dia benar-benar terpilih sebagai Gubernur Jabar. Dedi menyebut, dia berencana untuk berkantor di 5 wilayah di Jabar.

“Saya akan ngantor di lima wilayah, wilayah 1 di Bandung, Cimahi, KBB, Kabupaten Bandung, Sumedang. Wilayah 2 adalah Cirebon, Indramayu Majalengka, Kuningan, Wilayah 3 Subang Purwakarta Karawang Bekasi-Bekasi, Wilayah 4 di Bogor, Cianjur Sukabumi-Sukabumi Wilayah 5 di Ciamis, Garut, Tasik, Banjar, Pangandaran,” kata Dedi, Kamis (28/11/2024).

Dedi berasalan, berkantor di 5 wilayah dilakukan agar bisa memaksimalkan kinerjanya untuk mengatasi berbagai persoalan yang dirasakan oleh seluruh warga Jabar.

“Itu yang disebut lima pembangunan kewilayahan, itu akan ada lima karakter di situ, ngantornya saya akan muter, jadi gubernurnya seluruh Jawa Barat, bukan hanya di wilayah Bandung, saminggu-saminggu di satu tempat,” ungkapnya.

Selain berkantor di 5 wilayah di Jabar, mantan Bupati Purwakarta ini juga berencana menjadikan rumah dinas Gubernur Jabar yakni Gedung Pakuan sebagai museum dan ruang baca bagi warga.

“Gedung Pakuan yang rumah dinas itu saya akan rencanakan menjadi museum Tatar Sunda, museum digital dan termasuk di dalamnya gedung perpustakaan baik perpustakaan dalam bentuk buku manual maupun ebook,” ucap Dedi.

“Jadi saya ingin seluruh rakyat Jabar ke situ nanti menikmati gedung peninggalan pemerintah kolonial kemudian terwarisi gedungnya dengan baik sampai hari ini kemudian bisa menikmati mereka di situ numpuk membaca, menganalisis sejarah dan edukasi begitu publik,” pungkasnya. (Red)

Artikel Terkait

Berita Populer