Friday, September 20, 2024
BerandaWisata & KulinerKades Ciloto Kecewa Viral Temuan Situs Purbakala Belum Akurat Membuat Masyarakat Resah

Kades Ciloto Kecewa Viral Temuan Situs Purbakala Belum Akurat Membuat Masyarakat Resah

progresifjaya.id, CIANJUR – Viral di media sosial (medsos) temuan bongkahan batu diduga mengandung nilai sejarah di Kampung Parabon Pojok Pasir Sumbul Lebak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur.

Berita yang menghebohkan itu, membuat Kepala Desa (Kades) Ciloto akhrnya angkat bicara.

Pasalnya, berita yang viral itu belum akurat kebenarannya sudah dideklarasikan akhirnya meresahkan masyarakat setempat.

“Kejadian ini mungkin ada aktornya di belakang itu,” tegas Kades Ciloto; Marwan saat dihubungi media, Sabtu (20/6).

Menurut Marwan, temuan yang diklaim sebaga situs purbakala tersebut dilakukan oleh Tim Napak Tilas Musium Prabu Siliwangi (TPMS) Sukabumi, Selasa (18/6).

Obyeknya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yabg kini dikelola CV. LPS (Alenka), seluas dua hektar.

Atas viraknya berita itu, pihak desa sangat kecewa lantaran tergesa-gesa memposting tanpa prosedur maupun koordinasi atau menggali informasi terlebih dahulu ke sesepuh, tokoh warga masyarakat setempat maupun kepada pemerintahan.

“Pihak TMPS ke desa hanya melayangkan surat jenis proposal. Namun Selasa kemarin di lapangan, tim TMPS dengan mengikutsertakan sejumlah jurnalis dari Sukabumi mendeklarasikan adanya situs purbakala, hingga viral di medsos termasuk youtube,” ujar kades.

Dikatakan, sepengetahuan kades, lokasi tersebut merupakan vier campingground sudah berjalan dua tahun. Terkait adanya situs purbakala, pihaknya tengah menelusuri informasi yang masuk.

Saat ini, dikatakannya, informasi masih simpang siur. Miisalnya, adanya laporan kegiatan ritual, adanya penggalian dan pemindahan batu.

Pegiat budaya lokal Tim Sabaleweng bersama Tim Pegiat Lingkungan hidup dan konservasi alam DPC Hipakad Cianjur menelusuri ke lapangan dan bertemu dengan Marta (60). Beliau adalah salah seorang warga Kampung Parabon Pojok yang mengaku dari kecil bermukim hingga bercocok tanam di kawasan tersebut.

Menurutnya bongkahan – bongkahan batu itu asal dari bentengan tebing yang longsor beberapa waktu lalu hingga berserakan.

“Lalu ditata sebagai pelengkap area campinggroud. Batu besar relatih pipih ditata gunanya untuk tempat duduk istirahat dan sesi foto – foto untuk pengunjung,” terang Marta melalui Tim Sabaleweng.

Temuan yang disertai penggalian dan pemindahan bebatuan sangat disayangkan karena daerah itu resapan air yang masuk ke wilayah hutan lindung.

“Alangkah indahnya jika kegiatan itu didasari prosedur dan koordinasi juga mencari dari sesepuh warga setempat, jangan langsung diviralkan,” ujar Poroy dari Tim Pegiat Lingkungan Hidup.

Penulis: Endang Suryatna

Editor: Hendy

Artikel Terkait

Berita Populer