progresifjaya.id, JAKARTA – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyinggung soal kejujuran dan integritas di Korps Bhayangkara melalui unggahan di akun instagram resminya @kepalakepolisian_ri. Ia menyinggung soal satire yang selama ini beredar di masyarakat bahwa hanya ada 3 polisi jujur di Indonesia.
Dia kemudian menyinggung humor satire yang pernah diungkapkan mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama yang juga Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) soal polisi jujur di Indonesia.
Satire itu menyatakan hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Kapolri ke-5 Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso.
Pernyataan itu seakan menyiratkan sulitnya mencari polisi jujur di Indonesia.
“Polri sendiri memiliki sosok Jenderal Hoegeng (Kapolri ke-5) yang terkenal dengan kejujuran dan integritasnya dalam bertugas,” ucap Listyo dalam keterangan foto unggahan tersebut sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (5/11).
“Munculnya humor tentang ‘cuma ada 3 Polisi jujur di Indonesia yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng’ seakan telah melegitimasi bahwa sangat sulit mencari Polisi jujur & berintegritas di negeri kita,” tambahnya.
Di sisi lain, Listyo optimistis dapat mewujudkan hal tersebut melihat masih banyak personel Polri yang bersikap teladan dan menjalankan tugasnya secara benar sebagai pengayom masyarakat.
“Saya optimis dapat mewujudkan hal tersebut,” ucap dia yang pernah menjabat sebagai Kadiv Propam dan Kabareskrim Polri tersebut.
Ia lalu memaparkan setidaknya delapan polisi yang dinilai Listyo telah membanggakan Korps Bhayangkara karena memiliki kejujuran dan integritas dalam melayani masyarakat. Mereka adalah Aipda Muji di Balikpapan yang mengembalikan tas berisi uang Rp48 juta ke pemiliknya tanpa meminta imbalan.
Kemudian, Aiptu Jailani di Gresik, Jawa Timur, yang dikenal sebagai sosok tegas dan anti suap terhadap pelanggar lalu lintas. Lalu Brigadir Suladi di Malang yang menjadi pengepul sampah untuk mendapat penghasilan tambahan daripada menerima suap.
Bripka Ali Nur Suwandi di Yogyakarta yang mendirikan rumah singgah, masjid dan pesantren Tahfiz Al-Qur’an gratis bagi anak yatim dan kurang mampu. Brigadir Piether Paembonan di Mamuju yang menyekolahkan 178 anak putus sekolah.
Aiptu I Nyoman Ardana di Bali yang membuat program Baca Keliling dengan mengumpulkan buku bekas. Lalu, Bripka Chandra di Musi Bayuasin yang membantu mengajar di SDN Kepayang. Terakhir, Iptu Khusnul Khotimah di Jakarta yang sukarela membantu pemulasaran jenazah Covid-19.
“Di luar sana, saya yakin masih banyak sosok figur anggota Polri jujur dan berintegritas yang mampu menginspirasi personel lainnya. Polri akan terus berbenah untuk menjadi Polri yang diharapkan dan dicintai masyarakat,” kata Listyo.
Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir aparat kepolisian kerap menjadi sorotan publik lantaran beberapa diantaranya bertindak melawan hukum dan tak sesuai prosedur di Korps Bhayangkara.
Rentetan kejadian itu turut menjadi bantu sandungan bagi pemimpin di masing-masing kesatuan kewilayahan. Mereka dicopot karena dianggap bertanggung jawab atas kinerja anak buahnya.
Listyo lantas mengultimatum kinerja anak buahnya yang melanggar hukum. Ia menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada pemimpin di Polri yang tak bisa menjadi teladan bagi jajaran.
Penulis/Editor: Isa Gautama