progresifjaya.id, JAKARTA – Luar biasa memang dampak pandemi Covid-19 ini, terutama di bidang pendidikan saat ini. Kenapa, luar biasa, karena sebelumnya sudah terbiasa aktivitas sehari-hari di sekolah, biasanya Kepala Sekolah, para Pendidik datang pagi menyambut peserta didik dengan salim yang luar biasa, salaman sebagai hormat kepada orang tua dan guru seperti itu. Tapi karena Pandemi Covid-19 ini semua belajar dari rumah.
Demikian disampaikan Kepala Suku Dinas Pendidikan (Kasudindik) II Jakarta Barat, Subaedah, S.E, M.Si didampingi Kasi PTK, Masduki saat mengikuti rapat melalui zoom di ruang kerjanya, di Kantor Wali Kota Jakbar, Gedung B Lantai 11, Jalan Raya Kembangan, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, Jumat (22/10/2021) sore.
“Biasanya Kepala Sekolah/Wakil Kepsek, para Pendidik datang pagi menyambut peserta didik dengan salim yang luar biasa, salaman sebagai hormat kepada orang tua dan guru seperti itu. Tapi karena Pandemi Covid-19 ini semua belajar dari rumah,” kata Kasudindik.
Menurutnya, pembelajaran dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhitung mulai 16 Maret 2020 lalu dan dimulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas atau masuk sekolah walau 50% dimulai tanggal 30 Oktober 2021 dengan tetap aturan Protokol Kesehatan.
Subaedah mengatakan, bahwa sekolah-sekolah diijinkan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas secara bertahap dengan SK Kadis Pendidikan seperti, PTM Terbatas dari tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4, dan insyaallah Senin 25 Oktober Tahap 5.
Pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas atas dasar Keputusan Kadisdik Prov DKI Jakarta No 883 tahun 2021 tanggal 27 Agustus 2021 tentang Penetapan Satuan Pendidikan yang melaksanakn PTM Terbatas Pembelajaran Campuran Tahap I pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditandangani langsung Kadisdik DKI, Nahdiana.
Kasudindik menjelaskan, bahwa pelaksanaan PTM bertahap, karena memang dibutuhkan kehati-hatian dengan dilaksanakan assesmen pasca pandemi covid dengan berkoordinasi bersama seluruh stakeholder seperti TNI/Polri, Satgas Covid, Puskesmas, Kelurahan, dan yang lainnya.
Menurut Kasudindik, bahwa ada beberapa tahapan yakni assesmen pertama melalui aplikasi SIAP BELAJAR, assesmen kedua melalui aplikasi SIAP MENGAJAR, artinya gurunya sudah vaksin, muridnya yang 12 tahun sudah vaksin, assesmen pertama sudah siap sarana prasarana, prokesnya sudah siap dan terpenuhi, yang ketiga harus pelatihan untuk blended learning atau belajar campuran,
“Nah, kalau ketiga-tiganya sudah lulus, baru sekolah dijinkan untuk melakukan PTM terbatas melalui SK Kadis Pendidikan DKI Jakarta,” kata mantan Kasudindik II Jakarta Pusat.
Karena mungkin selama ini belajar dari rumah ada ketakutan covid, sampai sekolah tidak pernah dikunjungi, akhirnya, sekolah banyak yang kotor atau tidak terawat hingga sarana prasarana sekolah ada yang rusak, bahkan pekarangan sekolah kurang terawat.
Oleh karena itu, kata Kasudindik, tidak lelah-lelahnya selalu mengingatkan para Kepala Sekolah baik secara langsung Sidak ke sekolah maupun melalui zoom, bahwa sebagai Kepsek adalah pimpinan tertinggi di sekolah harus bertanggung jawab semuanya, baik kebersihan sekolah lingkungan sekolah dan juga pembelajaran walaupun di rumah anak-anak dan guru di rumah, tapi pembelajaran tetap berjalan.
“Kalau kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) belajar dari rumah, Kepsek harus tau apa yang diberikan setiap hari, harus tau pelajaran apa yang diberikan setiap harinya, harus tau absennya, jangan sampai juga muridnya, misalnya ngga ikut muridnya belajar sampai seminggu ngga ketahuan,” tegas Subaedah
Nah, kata Kasudindik, fungsi Kepsek sebagai manager harus mampu mengorgenais kedalam, kemudian Kepsek juga sebagai pimpinan harus mampu berkomunikasi baik dengan seluruh stakeholder mampu berkomunikasi dengan publik atau semua pihak yang terkait harus percaya diri dan menyampaikan informasi yang akurat.
“Kepala Sekolah sebagai manajer harus mampu berkomunikasi dengan seluruh stakeholder dengan percaya diri dan menyampaikan komunikasi yang benar-benar akurat,” tegas Kasudindik.
Misalnya, kata Kasudindik, PTM terbatas pasca pandemi covid petugas Puskesmas datang ke sekolah untuk monitoring hadapi dengan baik, berikan data yang valid sesuai dengan Protokol Kesehatan, ada Satgas datang untuk memonitor, tiba-tiba melakukan testing, atau siapapun tamu datang layani dengan baik, sopan, dan ramah.
“Selama TPM terbatas berlangsung, semua stakeholder layani dengan baik. Memang saat ini pendidikan sedang sexy, karena apa, karena ada kekhawatiran nih, ketika PTM dikhawatirkan ada klaster sekolah, jadi semua pihak sampai memonitor mulai dari Satgas Covid-19, Pemkot, Puspesmas, Pengurus RW, bahkan dari Kementerian sering melakukan monitoring ke sekolah-sekolah,” kata Kasudin.
Kasudindik menyampaikan, bahwa dirinya selalu mengingatkan dan memonitor para Kepsek sebagai pimpinan tertinggi di sekolah bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai tupoksinya.
Khusus kepada para Kepsek yang mutasi, rotasi, dan yang promosi, Kasudin menegaskan, bahwa sejak menerima amanah sebagai Kepala Sekolah tidak ada istilah sebagai Kepala Sekolah yang baru, harus langsung menyesuaikan diri, tidak buang-buang waktu.
“Sekolah harus konsolidasi kedalam, sampai saya kalau ke sekolah, saya lihat ruangan-ruangan, ngga ada gambar Presiden dan Wakil Presiden dan gambar Gubernur dan Wakil Gubernur tidak lengkap.
Atau pemasangan gambar tidak tepat, saya selalu sampai perhatikan hal tersebut, walaupun memang belum seluruh sekolah saya kunjungi,” katanya.
“Belum seluruhnya, ada beberapa sekolah belum sempat saya kunjungi, tapi sebagian besar sudah saya kunjungi,” tambah Subaedah saat masih melakukan zooming dengan Dinas Pendidikan. (Eben)