progresifjaya.id, JAKARTA – Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan ada 105 WNI di Jepang yang terdampak dan membutuhkan bantuan logistik pasca diguncang gempa berkekuatan M 7,4, Senin sore kemarin.
“Didapat informasi baru bahwa mereka berada di shelter dan membutuhkan bantuan logistik. Sebelumnya mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan,” kata Judha, dalam pesan singkatnya, Rabu (3/1/2024).
Adapun mereka tersebar di beberapa titik yakni 53 orang di Ogi, 25 orang di Suzu dan 27 orang di Saikai. “KBRI Tokyo segera mengirimkan bantuan logistik darurat untuk para WNI di tempat-tempat tersebut,” ungkap Judha.
Sementara itu, ada sekitar 9 WNI juga yang terdampak gempa dahsyat ini dan mereka dipastikan sudah berada di shelter yang dibangun oleh otoritas setempat serta dalam kondisi baik.
“Ada 6 WNI mahasiswa di Toyama, 1 WNI di Noto dan 2 WNI magang di Ishikawa,” ucap Judha lagi.
Sementara itu, dilaporkan ada tsunami setinggi 1,2 meter di Kota Wajima, Prefektur Ishikawa pada pukul 16.21 sore kemarin, waktu setempat. Di Kota Toyama, Prefektur Toyama dan Kota Sakata di Prefektur Yamagata juga ada tsunami setinggi 80 cm.
Seiringnya terus dilakukan pencarian korban, hingga hari ini korban tewas akibat gempa Jepang naik jadi 55 orang.
Para pejabat di Badan Meteorologi Jepang juga telah menurunkan status peringatan tsunami besar di Prefektur Ishikawa, Jepang tengah. Meski diturunkan statusnya, namun masyarakat di prefektur tersebut diimbau harus terus waspada.
Namun peringatan tsunami masih berlaku di Prefektur Niigata, Toyama, Yamagata, Fukui dan Hyogo. Hal yang sama juga diberlakukan di prefektur yang terletak di sepanjang Pantai Laut Jepang. (Red/Reuters)