progresifjaya.id, JAKARTA – Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut program Food Estate yang dipimpin oleh Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan sama sekali berbeda dengan program cetak sawah.
Kata dia, Food Estate merupakan program pengembangan pusat cadangan pangan yang tak hanya fokus pada komoditi padi, tetapi juga menyangkut bahan pangan lain seperti singkong dan jagung.
“Ada pendapat yang keliru menyebutkan program Food Estate di Kalimantan Tengah itu sebagai program cetak sawah, ini berbeda,” kata Dahnil melalui siaran video, Selasa (14/7).
Program Food Estate kata dia tak dibuat hanya untuk memperbanyak pasokan beras di Indonesia, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan mengamankan stok pangan seluruh Indonesia.
“Ini demi untuk memperkuat ketahanan pangan kita dan cadangan logistik strategis di masa yang akan datang untuk pertahanan negara yang lebih kuat,” kata Dahnil.
Dahnil menjelaskan, penunjukan Kementerian Pertahanan sebagai leading sector program tersebut juga tak menyalahi aturan atau bahkan menyerobot lahan kerja kementerian lain, misalnya Kementerian Pertanian.
Kata dia, perspektif yang digunakan untuk menunjuk Kementerian Pertahanan sebagai leading sector pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah juga berdasarkan Undang Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
“Di pasal 6 Undang-undang tersebut berbunyi begini, pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan daya tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap ancaman,” kata Dahnil.
Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, ancaman terhadap pertahanan negara ini kata Dahnil juga ada yang termasik dalam ancaman nirmiliter yang bisa saja terjadi di masa depan. Misalnya krisis pangan karena ada pandemi atau karena adanya krisis lain yang memang perlu diantisipasi dan perlu ditangkal.
“Nah salah satu upaya oleh negara itu adalah mempersiapkan food estate di Kalimantan Tengah,” kata dia.
Food estate di Kalimantan Tengah ini kata Dahnil berfungsi sebagai cadangan logistik strategis untuk pertahanan negara. Food Estate disebut sebagai cadangan logistik pertahanan negara juga bukan tanpa alasan.
Hal ini karena pengembangannya tidak seperti pengembangan yang dilakukan oleh fungsi-fungsi Kementerian Pertanian atau Bulog. Bahkan Food Estate juga akan digunakan ketika kondisi benar-benar darurat atau kondisi krisis.
“Misalnya ketika supply pangan kita di masyarakat itu tidak cukup misalnya kondisi darurat-darurat lainnya. Jadi ini seperti cadangan logistik strategis, ini akan digunakan sebagai cadangan logistik strategis di masa yang akan datang,” jelas Dahnil.
“Jadi tidak ada yang tumpang tindih dalam penunjukan Kementerian Pertahanan sebagai Leading sector. Ini terkait dengan koordinasi yang rapi, koordinasi yang baik agar food estate di Kalimantan Tengah itu dapat menjadi cadangan logistik strategis,” kata dia.
Editor: Hendy