progresifjaya.id, JAKARTA – Memang tidak salah Presiden Prabowo Subiyanto memilih Nasaruddin Umar menjadi Menteri Agama RI. Pasalnya, sebagai ulama berpendidikan tinggi yang juga Imam Besar Mesjid Istiqlal, toleransinya terhadap agama lain sangat tinggi. Oleh karena itu dia selalu dihormati oleh petinggi agama lain di Indonesia maupun dari luar negeri.
Hal ini dibuktikannya saat Nasaruddin mengenang momen kebersamaannya dengan mendiang Paus Fransiskus. Keduanya sempat bertemu saat pemimpin umat Katolik dunia itu datang ke Indonesia pada awal September 2024 sebelum dia diangkat menjabat sebagai Menteri Agama.
Nasaruddin yang bergelar profesor dan doktor itu, mengaku sangat berkesan bersama Paus saat saat mengunjungi Mesjid Istiqlal. Dalam sesi foto tampak Nasarudin mencium kepala pemimpin umat Katolik dunia tersebut yang dibalas Paus mencium tangannya.
“Saat sesi foto ada situasi mengharukan, saya teringat bapak saya, botaknya sama. Bapak saya juga mewakafkan untuk anak didiknya. Itu yang saya kenang. Saya cium kepalanya. Dia cium tangan saya,” kata Nasaruddin dalam wawancara yang ditayangkan CNN Indonesia TV, Senin (21/4).
“Sampai mau pergi disalami lagi, seperti tidak mau pisah, saya terharu betul,” tambah Nasaruddin yang pernah juga menjadi Wakil Menang pada era Presiden SBY.
Nasaruddin menuturkan kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal dalam lawatan ke Indonesia itu merupakan bentuk toleransi antarumat beragama.
“Pemandangan yang sangat indah juga kami lakukan di Istiqlal beberapa waktu lalu, di luar dugaan dan ini di luar ini bukan rekayasa dan ini rekayasa Tuhan,” ujar Nasaruddin dalam Seminar Natal Nasional 2024 di Gedung Kemenag, Jakarta, akhir tahun lalu.
Nasaruddin mengaku dalam pertemuannya dengan Paus lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa Arab. Ia menyebut Paus mahir berbahasa Arab lantaran pernah menetap di negara-negara di Timur Tengah.
“Saya juga sangat menarik sekali karena waktu saya bicara dengan beliau pakai bahasa Inggris kurang respons. Tapi begitu saya pakai bahasa Arab malah respons,” ujarnya.
Kemudian, Nasaruddin menceritakan soal fotonya mencium kening Paus jadi perbincangan dunia internasional. Menurut dia, foto itu menjadi salah satu foto fenomenal sepanjang 2024.
Nasaruddin mengatakan momen foto itu sangat orisinil alias tanpa rekayasa. Ia juga menceritakan momen keakrabannya dengan Paus. Dia menyebut Paus tidak henti-hentinya menggenggam tangannya dalam pertemuan itu.
Sebelum Paus wafat, Menag baru saja dapat undangan untuk menemui kepala negara Vatikan itu. Ia sangat berharap bisa bertemu dengan Paus dalam kondisi sehat. Namun harapan itu tidak kesampaian, karena Paus Fransiskus meninggal dunia, Senin (21/4). Menurut Nasaruddin, dunia telah kehilangan sosok yang luar biasa.
“Baru tadi pagi dapat undangan untuk menemui beliau. Saya berdoa semoga bisa bertemu lagi nanti, karena beliau sudah sakit-sakitan. Ketika mendengar berita ini saya kaget. Kita kehilangan sosok figur kemanusiaan yang luar biasa,” ucap Menag.
Pada Februari 2025 Paus yang berusia 88 tahun itu sempat dirawat di rumah sakit selama lebih dari satu bulan karena infeksi di saluran pernapasan. Namun, pada 23 Maret, ia diizinkan keluar dari rumah sakit.
Pemimpin-pemimpin negara dunia mengenang Paus sebagai sosok yang senantiasa berpihak pada kemanusiaan dan penuh dengan kerendahan hati. Selamat tinggal Paus Fransiskus.
Penulis/Editor: Isa Gautama