Sunday, March 16, 2025
BerandaBerita UtamaKeringat Anggota TNI Membuka Akses di Desa Terpencil Pandeglang

Keringat Anggota TNI Membuka Akses di Desa Terpencil Pandeglang

progresifjaya.id, PANDEGLANG – Ratusan prajurit dari Kodam III Siliwangi khususnya wilayah Korem 064 Maluana Yusuf (MY) Serang membuka akses jalan lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan panjang 3,4 kilometer dan lebar delapan (8) meter di Desa Patia, Kecamatan Patia, Pandeglang, Banten telah selesai dilaksanakan.

Kegiatan yang berlangsung selama 30 hari telah selesai dilaksanakan dan kini kendaraan roda dua maupun roda empat sudah bisa melaju.

Untuk diketahui, di ujung hutan ada sekitar 300 kepala keluarga (KK) atau hampir seribu jiwa. Mereka tersebar di tiga (3) desa yaitu Desa Patia, Babakan Keusik dan Desa Pisir Gadung yang saat itu masih terisolir oleh lebatnya hutan. Sementara itu, untuk akses ke Kecamatan Patia sendiri berjarak kurang lebih sekitar empat (4) Kilometer dari ketiga desa tersebut.

Saat ditemui wartawan dikediamannya, Didin (40) tahun warga Desa Patia, Kecamatan Patia sedang duduk sambil menghisap sebatang rokok.

Didin menceritakan awal mulanya Desa Patia dipilih menjadi tempat TMMD ke 109 oleh Kodim 0601 Pandeglang.

Kata Didin, sebenarnya, masyarakat sendiri sudah mempunyai keinginan kuat untuk membuka akses jalan yang tadinya hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki.

Menurut Didin, pihaknya saat itu bersama warga Patia mengajukan ke Koramil dan Kodim agar jalan poros desa yang berada di kampungnya bisa dibangun.

Tujuannya, kata Didin, dibuka akses jalan tersebut ialah agar ekonomi masyarakat yang mayoritas sebagai petani bisa berjalan.

Terlebih kata Didin, ketika panen warga harus beputar arah, dengan jarak tiga kali-lipat memutar arah.

“Masyarakat sangat bahagia sekali dengan dibangunnya jalan di Desa Patia. Kita gilir setiap hari ada dua RT, pokoknya 50-60 orang berbaur dengan TNI,” ucap Didin kepada awak media, Jum’at, 22 Oktober 2020.

Didin menyebut, kegiatan TMMD ke 109 di desanya telah memberikan hasil yang cukup signifikan.

Dulu sebelum jalan dibuka, jarak dari Desa Patia menuju Pasir Gadung sulit untuk dilalui.

Sementara sekarang, ungkap Didin, sudah bisa dilewati.

Pembangunan yang lebarnya delapan meter ini bukan hanya sasaran fisik  namun yang tak kalah penting ialah membangun manusianya itu sendiri.

Sehingga, tumbuh kesadaran masyarakat terhadap berbangsa dan bernegara.

“Saya menyaksikan kebersamaan serta gotong royong di setiap wajah sekaligus cucuran keringat masyarakat dan aparat yang bersama-sama pada saat bekerja di lapangan,” tutur Didin.

Jalan Sulit Dilintasi

Didin bercerita apabila memasuki musim hujan mereka harus merasakan gemilangan lumpur dan kotoran karena sulit untuk dilintasi.

Tak hanya itu, banyak siswa-siswi yang akan bersekolah juga kerap berlibur karena kondisi jalan yang tak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor.

Ia mengungkapkan, jarak tempuh dari rumah warga ke sekolah berkisar tiga kilometer dan empat kilometer.

“Selama puluhan tahun, warga mengalami kesulitan untuk mengakses jalan yang menopang kepentingan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan karena kondisi jalan yang memang tak layak,” ucap Didin.

Masih kata Didin, jalan tersebut sangat vital keberadaanya.

Setiap kali ganti pemimpin pusat maupun daerah, bagi warga Patia harapan pembangunan jalan kala itu hanya menjadi mimpi yang tak pernah nyata.

“Saat itu, warga hanya bisa mengandalkan perbaikan jalan dari hasil swadaya dan gotong royong,” katanya.

Sementara itu, selama kegiatan TMMD, ratusan personil dari Kodam III Siliwangi juga ikut membantu merehab musolah di Desa Patia.

Menurut pria berkumis itu, sarana tempat ibadah bagi warga sangat dibutuhkan.

“Banyak hikmah dari kegiatan TMMD ke 109 di Patia ini, semoga Kodim 0601 Pandeglang bisa melanjutkanya kembali karena ini jalanya belum keras kayak di aspal,” kata Didin dengan nada tertawa.

Hal yang sama dikatakan tokoh masyarakat Patia, Bambang Krluh (65).

Dia bersama warga mengucapkan terima kasih kepada TNI khususnya Kodam III Siliwangi dan jajaran Korem 064 Maulana Yusuf Serang.

Kata Bambang, berkat program TMMD yang telah membuka akses jalan sepanjang 3,4 kilometer di Kecamatan Patia dan ribuan warga menikmati dampak positif dari pembangunannya.

“Dulu kondisi jalan sulit untuk dilalui. Jangan kan oleh kendaraan roda empat dan dua, dilalui oleh pejalan kaki aja tak bisa, karena jalan disini belum pernah dibangun oleh pemerintah, cuma hasil swadaya masyarakat saja,” ujar Bambang.

Bambang juga memberikan apresiasi kepada TNI yang telah ikut berbaur dengan rakyat untuk bekerja membangun jalan.

Mereka ternyata sekarang tak lagi bergelut di bidang alusista persenjataan saja. Hal itu terlihat betul-betul nyata ketika mereka mengadakan kegiatan TMMD.

“Anggota TNI itu ramai-ramai kompak mencangkul tanah yang akan digunakan untuk jalan baru. Jalan baru yang dibuka TNI ini tentu akan membuka ekonomi warga Kecamatan Patia,” terang Bambang.

Bambang berharap kegiatan program TMMD di kampungnya bisa dilajutkan kembali, karena saat kondisi jalan belum 100 presen mulus untuk dilalui. Kondisi jalan hanya dibatu dan belum menggunakan aspal.

“Kalau bisa dilanjutkan kembali program TMMD, ini langkah positif bagi bangsa Indonesia dalam membangun ekonomi desa yang dimulai dari pinggiran,” tandas Bambang.

Kendala Anggaran

Di tempat terpisah, Camat Patia Cecep Rohman berterima kasih kepada TNI melalui program TMMD ke 109 di Kecamatan Patia.

Cecep mengatakan, TNI telah membuka jalan baru dari jalan setapak menjadi jalan lebar.

Walaupun belum beraspal hanya pengerasan dengan batu kerikil, tapi menurutnya, sudah cukup untuk membantu kesulitan masyarakat yang selama ini masih terisolasi.

Cecep menjelaskan, sebenarnya pemerintah daerah sudah mempunyai rencana untuk membuka akses jalan di wilayahnya.

Namun, kata Cecep, hal itu terkendala dengan sumber daya termasuk anggaran.

Akibat tidak ada akses jalan yang dekat, warga tersebut lebih banyak melakukan aktifitas sosial ekonomi dengan warga kecamatan tetangga di Kecamatan Cipicung.

Kesulitan yang dihadapi Pemda dalam membuka jalan diantaranya dalam membebaskan lahan untuk keperluan jalan baru. Jarak jalan yang akan dibuka sepanjang 3.4 kilometer terdiri dari 300-an pemilik lahan.

“Pemerintah Daerah belum sanggup untuk merealisasikannya. Kesulitan itu kemudian dicoba untuk didiskusikan dengan pemerintah kabupaten dan dinas terkait, salah satunya ide datang dari Dandim untuk dimasukan ke dalam program TMMD,” tutur Cecep.

Sementara itu, Dansatgas TMMD Dandim 0601/Pandeglang Letkol  Kav Dedi Setiadi mengatakan warga masyarakat merindukan perubahan di wilayahnya, namun terkukung oleh banyak masalah ketidakberdayaan.

Untuk itu, kata Dedi, melalui program TMMD Kodim 0601/Pandeglang berupaya untuk membantu memecahkan dan memberi jalan keluar.

“Walaupun sudah mencapai target 100 persen dari sasaran yang diprogramkan. Hasil ini akan dilanjutkan melalui TMMD Imbangan pada tahun anggaran 2021. Kita akan perkeras dan perlebar bahu jalannya hingga tersambung dengan jalan di Kecamatan Cikupa,” kata Dedi Setiadi.

Dedi berharap nantinya jalan yang dibangun melalui TMMD statusnya bisa meningkat menjadi jalan Provinsi.

Kata Dedi, setelah statusnya meningkat nantinya secara rutin bisa mendapat pemeliharaan dari APBD Provinsi Banten.

Masih kata Dedi, pihaknya meyakini bahwa  TMMD merupakan sarana TNI mendekatkan diri dengan rakyat.

Menurut Dedi, adanya TMMD TNI bisa hadir ditengah-tengah rakyat, berkarya bersama rakyat dan membangun kemanunggalan dengan rakyat.

“Pogram TMMD tidak boleh berhenti, perlu terus bersambung dan berlanjut dengan sasaran-sasaran realistik atas kebutuhan mendasar masyarakat. TMMD sebagai program solutif sekaligus menguatkan sinerjitas aparatur negara, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat,” pungkasnya.

Penulis: Dede

Editor: Hendy

Artikel Terkait

Berita Populer