progresifjaya.id, JAKARTA – Kerusuhan terbesar selama 13 tahun di Inggris semakin meluas di penjuru kota hingga Minggu (4/8/2024). Kerusuhan ini dipicu oleh aksi protes anti-imigran imbas pembunuhan tiga anak muda di barat laut Inggris.
Melansir Reuters, Senin (5/8/2024), pembunuhan tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok anti-imigran dan anti-Muslim dengan menyebarnya informasi palsu bahwa tersangka penikaman di sebuah kelas dansa anak-anak di Southport adalah seorang imigran Muslim radikal.
Polisi mengatakan bahwa tersangka bernama Axel Rudakubana (17 tahun) merupakan kelahiran Inggris. Namun aksi protes dari para demonstran anti-imigran dan anti-Muslim terus berlanjut dan berujung pada kekerasan, pembakaran, dan penjarahan.
Kekacauan meletus di Liverpool, Bristol, Hull dan Belfast. Terjadi perkelahian dan lemparan batu bata serta botol ketika antara demonstran anti-imigran dengan kelompok-kelompok yang menentang rasisme.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut. Ia menggambarkan kerusuhan dan aksi penjarahan “premanisme sayap kanan” dan mengatakan bahwa para pelaku akan dihukum tegas.
Pada hari Minggu, ratusan pengunjuk rasa anti-imigrasi berkumpul di sebuah hotel di dekat Rotherham, Inggris utara, yang menurut menteri dalam negeri Inggris menampung para pencari suaka.
“Saya benar-benar mengutuk premanisme sayap kanan yang kita lihat akhir pekan ini,” kata Starmer dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan bahwa ini adalah kekerasan kriminal dan bukan aksi protes yang sah.
“Jangan ragu, mereka yang terlibat dalam kekerasan ini akan menghadapi kekuatan hukum penuh,” pungkasnya.
Tak Ada WNI Jadi Korban
Merespons hal tersebut, KBRI London mengimbau kepada WNI di Inggris untuk meningkatkan kewaspadaan.
Terutama memperhatikan urgensi jika melakukan aktivitas di luar rumah. Serta menghindari kerumunan massa dan lokasi yang berpotensi menjadi tempat demonstran.
“Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha dalam keterangannya dikutip Senin (5/8/2024).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ada sebanyak ribuan WNI yang tercatat di beberapa kota di Inggris antara lain: Sunderland: 18, Manchester: 532, Leeds: 467, Nottingham: 290, Bristol: 228, Liverpool: 134, London: 3279.
“Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,”ucapnya
Terakhir, KBRI meminta para WNI untuk selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Jika dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007. (Ndy/Reuters)