progresifjaya.id, KLATEN- Sungguh terlalu. Dua kata lagu dangdut yang dilantunkan H Oma Irama mungkin pas ditujukan kepada seorang pengemudi mobil tangki BBM berinisial M (40). Bayangkan saja, 4000 liter air dioplos dengan 20 ribu liter Pertalite lalu dikirim ke SPBU 44.574.29 Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Akibatnya tentu fatal. Puluhan bahkan hampir seratus kendaraan sepeda motor dan mobil mogok, setelah mengisi BBM jenis Pertalite di pom bensin tersebut.
Awak mobil tangki yang posisinya sebagai sopir itu sudah ditangkap dan ditahan di Polres Klaten. “Benar tersangka sudah kami tahan,” kata Kapolres AKBP Nur Cahyo AP, Kamis (10/4).
Berdasarkan penyidikan, tersangka merupakan pengemudi dari KBM truk pengangkut BBM tersebut. Tersangka diduga dengan sengaja mengurangi isi tangki BBM, kemudian menambah dengan air sebanyak jumlah pertalite yang dikurangi. Ini dilakukan guna mendapat keuntungan. Diterangkan Nur Cahyo, terkait laporan kendaraan masyarakat yang mogok setelah mengisi BBM di SPBU itu, Polres telah melakukan penyelidikan dan ada 10 saksi yang dimintai keterangan.
“Kita telah melakukan pemeriksaan kepada kurang lebih kepada 10 saksi di antaranya dari pihak saksi korban, dari pihak SPBU, penanggung jawab logistik. Dan salah satunya kita tetapkan tersangka M, warga Kabupaten Sukoharjo,” ujar Nur Cahyo.
Sementara itu, Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menyebutkan, pelaku melakukan illegal loading untuk keuntungan pribadinya. “Ada unsur illegal loading di situ untuk keuntungan pribadi diganti dengan air yang mengakibatkan kerugian pada konsumen,” kata Taufiq Kurniawan, Kamis (10/4).
Pelaku melakukan aksinya dengan mengurangi muatan Pertalite yang diangkutnya. Sebelum tiba di SPBU tujuan, dia kemudian memasukkan air agar muatan tetap penuh. Tak tanggung-tanggung, dia memasukkan 4 ribu liter air ke dalam mobil tangki berkapasitas 24 ribu liter itu.
“Perihal air (campuran) yang kami lakukan investigasi bersama Polres kemarin ada 4.000 liter atau 4 kiloliter. Tapi yang lebih tahu detail Polres,” kata dia.
Taufiq menegaskan pihaknya sebenarnya sudah melakukan upaya pencegahan agar kecurangan semacam itu tidak terjadi. Pencegahan dilakukan dengan memasang GPS dan CCTV di setiap armada mobil tangki.
“Namun oknum awak mobil tangki itu memutuskan kabelnya. Ini menjadi dugaan awal rekan Polres dan betul dilakukan upaya tersebut (memutuskan kabel oleh tersangka),” kata Taufiq.
Saat ini Pertamina sudah melakukan tindakan tegas dengan memecat pengemudi mobil tangki tersebut. Mereka juga telah menyerahkan tindak lanjut kasus itu ke polisi.
“Kami mendukung sepenuhnya proses hukum dan apabila diperlukan dokumen dan keterangan ahli akan kami support sepenuhnya. Kami sudah melakukan penggantian kerugian terhadap delapan kendaraan roda dua dan empat kendaraan roda empat,” imbuhnya.
Penulis/Editor: Isa Gautama