Kamis, Maret 28, 2024
BerandaBerita UtamaKisah Sukses Rishi Sunak yang Mempesona: Imigran India Pertama Menjadi PM Inggris

Kisah Sukses Rishi Sunak yang Mempesona: Imigran India Pertama Menjadi PM Inggris

progresifjaya.id, LONDON – Perdana Menteri (PM) Inggris keturunan India, Rishi Sunak menjadi perdana menteri yang memiliki kulit bewarna pertama di Inggris.

Partai Konservatif yang berkuasa mengonfirmasi Sunak telah terpilih sebagai pemimpin, yang berpidato di depan para anggota parlemen pada Senin (24/10/2022) pukul 14:30 waktu setempat.

Ini adalah perubahan yang luar biasa dalam nasib politik Sunak, setelah mantan menteri keuangan itu mundur dari pemerintahan Boris Johnson pada Juli 2022 dan kemudian kalah dari Liz Truss dalam kontes kepemimpinan terakhir selama musim panas.

Kendati demikian, peringatan Sunak yang berulang-ulang bahwa rencana Truss akan memicu kekacauan ekonomi terbukti benar dan menempatkannya di posisi terdepan ketika perdana menteri Truss mundur.

Sunak – salah satu orang terkaya di Dewan Rakyat – mungkin tidak melanggar tradisi Tory (Partai Konservatif) dalam mengangkat elite berlatar pendidikan Oxford, tetapi kepemimpinannya akan bersejarah.

Rishi merupakan putra dari seorang ayah yang bekerja sebagai dokter umum dan ibunya adalah seorang apoteker. Dia bersekolah di asrama kuno Winchester College sebelum belajar ke Universitas Oxford.

Lingkungan sosial Sunak sedari kecil terdiri dari beragam teman dan kebanyakan dari kelas bangsawan.

“Saya punya teman bangsawan, saya punya teman yang kelas atas, saya punya teman yang kelas pekerja,” kata Sunak mengutip laman abc.net.au, Selasa (25/10/2022).

Namun, dia mengoreksi bukan kelas pekerja. Latar belakang Sunak sebagai orang Hindu yang bermigran dari India ke Inggris, menggunakan setiap akhir pekannya untuk beribadah di kuil dan bermain sepak bola menjadi salah satu kesenangannya.

Adapun, kakek dan nenek dari pihak ibu dan ayah Sunak berasal dari Punjab, dan pindah ke Afrika Timur, yang sekarang bernama negara Kenya dan Tanzania, sebelum akhirnya migrasi ke Inggris pada tahun 1960-an.

Orangtua Sunak yakni Usha Berry dan Yashvir Sunak, melangsungkan pernikahan pada tahun 1977 dan menetap di kota pelabuhan Southampton, dan membesarkan ketiga anaknya, yaitu Rishi, Sanjay dan Raakhi, seperti dilansir dari abc.net

Sunak sering menunjukkan bahwa orangtuanya telah berkorban banyak untuknya bisa sekolah di sekolah yang bagus.

Ia menjelaskan bahwa biayanya untuk bersekolah sangat besar, yaitu hingga 45.000 pound pertahun.

Pada saat itu, keluarga Sunak menemukan jalan untuk menyekolahkannya, dan akhirnya saudara kandungnya yaitu Sanjay segera bergabung dengan Rishi Sunak di Winchester.

“Orangtuaku bermigrasi ke sini, jadi kami punya generasi orang sini, mereka datang ke negara ini untuk mencari nafkah,” kata Sunak.

Sunak merasa dirinya agak menonjol di hari-hari awalnya bersekolah di Winchester College meski mengenakan seragam bekas.

Akan tetapi, Sunak menggambarkan tahun-tahun sekolahnya sebagai pengalaman yang telah mengubahnya secara intelektual, yakni menempatkannya pada kehidupan yang sangat berbeda.

Dia menjadi anak laki-laki pertama di Winchester memiliki darah India. Adapun saat pertama kali berjuang untuk mewakili Konservatif di Richmond, Yorkshire, Sunak digambarkan sebagai orang luar di daerah dengan pemilihan pedesaan yang didominasi warna kulit putih.

Dia memenangkan kursi yang sebelumnya dipegang oleh mantan pemimpin partai William Hague, dengan lebih dari 50 persen suara.

“Sejujurnya, saya pikir minoritas hanya boleh mencalonkan diri di kursi minoritas,” kata Sunak.

Dia ingat pertama kalinya menjadi sasaran cercaan rasis saat remaja, Sunak mengatakan bahwa pengalaman itu membakar ingatannya.

“Saya baru saja keluar dengan adik-adik saya, kami keluar di sebuah restoran cepat saji dan ada orang-orang yang duduk di dekatnya, mengatakan beberapa hal yang sangat tidak menyenangkan, dan kata itu sangat membekas,” katanya.

Munculnya Sunak di panggung politik Inggris hingga menjadi perdana menteri digambarkan sebagai “kisah sukses yang mempesona”.

Transformasinya dari orang keuangan Goldman Sachs menjadi salah satu anggota parlemen terkaya di Westminster, menjadi kanselir bendahara termuda kedua dalam sejarah Inggris terjadi hanya dalam lima tahun.

Istrinya Akshata Murthy, pewaris kekayaan teknologi informasi (TI) yang dibangun ayahnya yang bernilai miliaran dolar, menghasilkan uang sendiri sebagai perancang busana dan pemodal ventura, membawa anak laki-laki “kelas menengah” dari film dokumenter BBC ke tingkat yang lebih tinggi.

Tahun ini, kekayaan gabungan mereka, diperkirakan mencapai 730 juta pound yang membuat mereka masuk dalam daftar orang kaya versi Sunday Times Inggris.

Pasangan ini memiliki portofolio empat rumah yang diperkirakan bernilai US$26 juta, termasuk apartemen penthouse di Santa Monica yang menampilkan pemandangan laut dan “spa hewan peliharaan”. (Ndy)

Artikel Terkait

Berita Populer

komentar terbaru