progresifjaya.id, YOGYAKARTA – Viral di media sosial saat detik-detik gempa terjadi di sebuah gereja di Yogyakarta pada Minggu 23 Juli 2023 kemarin. Diketahui gempa magnitudo 5,7 tersebut berpusat di Pacitan dan terasa hingga Yogyakarta membuat para jamaah di dalam gereja yang diketahui berada di kawasan Baciro heboh.
Menurut Pastor Paroki Gereja Kristus Raja Baciro, Romo Franciscus Xaverius Alip Suwito, Pr, kejadian tersebut terjadi saat pelaksaan malam misa, Minggu 23 Juli 2023.
“(Misa) Jam 19.00 WIB itu memang mayoritas adalah orang-orang muda, mungkin beberapa itu Katekumen,” ujar Romo Alip dikonfirmasi wartawan, Selasa 24 Juli 2023.
Sebagai informasi, Katekumen adalah orang-orang yang akan menjalani pembaptisan. Romo Alip juga menuturkan, saat kejadian, sejumlah jemaah panik karena gempa sehingga terjadi kehebohan di dalam gereja. Bahkan ada jemaat yang refleks meneriakkan takbir ‘Allahu Akbar’.
Sebelum terjadinya gempa, tampak pastor tengah menyampaikan khotbah dan membaca doa. Di tengah pembacaan doa tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh hingga menimbulkan goncangan yang cukup kuat. Umat Katolik yang panik spontan berteriak, hingga beberapa di antara mereka ada yang mengucapkan takbir di tengah situasi gempa tersebut.
“Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar,” teriak beberapa jemaat gereja, seperti dilihat dari video yang dibagikan akun Twitter Komunitas Katolik Garis Lucu, Selasa, 25 Juli 2023.
“Kirain suara massa mau bubarin misa. Ternyata suasana detik-detik terjadinya gempa pada saat Misa hari Minggu, 23 Juli 2023 di Gereja Kristus Raja Baciro, Yogyakarta,” demikian keterangan video.
Sementara itu, Sekretariat Gereja yang juga admin media sosial resmi Gereka Kristus Romo Baciro, Irineus Bali Dwi Aditya juga membenarkan memang ada yang berteriak takbir karena refleks.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 5,7 SR dengan berpusat 84 km barat daya Pacitan, Jawa Timur, dirasakan juga oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah, Minggu 23 Juli 2023.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan gempa bumi tersebut terpantau di sistem seismograf Gunung Merapi. Agus menuturkan, mesti dirasakan getarannya di sekitaran Gunung Merapi namun berdasarkan pengamatan BPPTKG Yogyakarta gempa bumi itu tak berpengaruh pada aktivitas kegunungapian di Gunung Merapi.
“Sampai ini tidak dilaporkan adanya peningkatan aktivitas vulkanis (Gunung Merapi karena gempa bumi tersebut),” tutur Agus.
Berdasarkan data pengamatan BPPTKG Yogyakarta, hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level 3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. (Red)