progresifjaya.id, JAKARTA — Sidang konflik ditubuh PDIP kembali ditunda di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas ketidakhadiran prinsipal Djufrics terkait atas pencabutan kuasa
“Sidang hari ini ditunda, akan dilanjutkan Minggu depan dengan agenda pemanggilan para prinsipal Djufri cs untuk klarifikasi terkait adanya berita pencabutan kuasa, sampai saat ini kami masih menunggu, untuk langkah hukum hukumnya jalani sesuai proses minggu depan dipanggil prinsipalnya,” kata Anggiat Manalu selaku kuasa hukum prinsipal menyampaikan kepada sejumlah Media usai sidang yang tertutup untuk umum, Rabu (18/9-2024).
Anggiat juga mengatakan bahwa ada gerombolan orang rame rame datang di sekitar ke kantornya namun tidak ada tidak surat apapun masuk . Diketahui perkara No 311/G/2024/PTUN.JKT didaftarkan oleh Djufri dan kawan-kawan melalui kuasa hukumnya Anggiat Manalu dari Kantor Hukum ANGGIAT BM MANALU & PARTNERS, Senin (9/9/2024) .
Yang mana didalam gugatan tersebut, memohon Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di sinyalir Menyusun dan Melantik Pengurus Baru DPP PDIP Periode 2019-2024 hingga 2025 dan mendaftarkannya ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI tanpa prosedur yang benar adalah Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang harus diluruskan dengan pembatalan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-05 AH 11.02 Tahun 2024 Tentang Pengesahan Struktur, Komposisi, dan Personalia DPP PDIP Masa Bakti 2024-2025 DI Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta,
Sebelumnya Anggiat Manalu menjelaskan, bahwa penerbitan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-05.AH.11.02 Tahun 2024 tidak sesuai prosedur dan adanya konflik kepentingan (conflict of interest) pribadi Saudara Prof. Yasonna Laoly, SH, M.Sc, Ph.D selaku Menteri Hukum dan HAM RI, dalam Kabinet Joko Widodo, yang juga Pengurus inti DPP PDIP yang diduga mendapatkan perintah dari Ketua Umum DPP PDIP selaku petugas partai.
Megawati Soekarnoputri sudah demisioner sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDIP beserta seluruh pengurus lainnya sejak tanggal 10 Agustus 2024, maka harus melakukan Kongres sehingga tidak berwenang untuk mengangkat dan melantik pengurus baru PDIP 2019-2024 hingga tahun 2025, di mana setiap Penyusunan Pengurus DPP PDIP harus melalui Kongres sesuai AD/ART PDIP, sehingga kepengurusan PDIP saat ini yaitu periode 2019-2024 hingga 2025 adalah tidak sah dan cacat hukum sehingga harus dibatalkan,
Untuk menghindari pro dan kontra terkait kepengurusan baru DPP PDI tersebut mari kita uji di meja hijau secara profesional dan terbuka, apa pun keputusan hakim diharapkan membuat semuanya jelas dan terang serta membuat kepastian hukum, semua pihak harus menerimanya. Bila putusan perkara ini turun sebelum tanggal 22 September 2024 penetapan calon tetap pilkada, maka potensi gugatan hukum terhadap semua hak pilkada serentak 2024 dapat dihindarkan. (ARI)