Friday, October 11, 2024
BerandaMegapolitanKonsentrasi Pesepeda dan Pejalan Kaki Dipecah Lima Lokasi di Jaksel

Konsentrasi Pesepeda dan Pejalan Kaki Dipecah Lima Lokasi di Jaksel

progresifjaya.id, JAKARTA – Antusias masyarakat yang menggunakan sepeda dan pejalan kaki akhirnya bisa terbagi-bagi (terpecah) di lima lokasi Kawasan Khusus Sepeda (KKP) yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan. Sehingga tidak terjadi penumpukan massa peseda dan pejalan kaki pada satu titik lokasi, sebagaimana pernah  terjadi pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta.

Lima lokasi yang memecah konsentrasi masyarakat  pejalan kaki dan pengguna sepeda yang memanfaatkan libur hari MInggu (5/7) ini tersebar diantaranya, Jalan Non Tol  (JNT) Antasari, Petogogan, Kebayoran Baru, Jalan Ateri Iskandarmuda, Kebayoran Lama, Jalan Kesehatan Raya, Pesanggrahan, Jalan Tebet Barat, Tebet, dan Jalan Cipete Raya Cilandak.

Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali, mengatakan  bahwa lima lokasi tersebut bisa mengendalikan konsentrasi massa dan antusiasme warga.

“Meskipun disana-sini harus ada perhatian, “ katanya saat monitoring Kawasan Khusus Pesepeda di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (5/7).

Kendati diakuinya, harus menurunkan ratusan petugas terkait di lima titik KKP untuk mengawasai dan menghalau setiap pesepeda yang tidak sesuai peraturan. 

“Ini jadi laporan saya ke gubernur, bahwa lima lokasi bisa mengendalikan konsentrasi massa dan antusiasme warga,” tegasnya.

Dijelaskan Marullah, pemecahan antusiasme masyarakat di lima titik lokasi tersebar di wilayah kerjanya, sebagai respon   pemerintah dari Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang dilaksanakan di Jalan Sudirman Thamrin,  pada dua minggu yang lalu. “Antusiasme warga sulit dikendalikan, ssat itu,” tuturnya.

Sehingga, lanjutnya, protokol kesehatan dalam kegiatan tersebut pada saat Pengendalian Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi tidak bisa terlaksana sebagaimana mestinya. Diantaranya, tambahnya, antar warga hampir tidak ada jarak karena padatnya. “Saking banyaknya massa, protokol kesehatan tidak diindahkan,” sesalnya.

Menurutnya, dengan kejadian tersebut di masa PSBB Transisi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan  memecah konsentrasi masyarakat (massa)  pada  32 titik lokasi di Jakarta. “Kita ada lima titik lokasi KKP yang mampu memecah konsentrasi massa,“ katanya bersyukur.

Pihaknya tidak hanya mengawasai dan mengarahkan massa untuk mengikuti aturan, tapi juga mengantisipasi setiap kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan dengan menempatkan petugas kesehatan dan kendaraan ambulans. “Setiap lokasi juga disediakan satu ambulance,” katanya.

Dirinya juga menyebutkan, seperti biasanya larangan tetap sama dan berlaku sebagaimana telah diatur yaitu, pedagang, anak – anak  di bawah usia sembilan  tahun,  ibu hamil dan tidak pakai masker tetap tidak dizinkan (dilarang). “Petugas ada menghalau dan melarang jika ada masyarakat yang melarang aturan itu,” katanya.

Penulis/Editor.  M. Maruf

Artikel Terkait

Berita Populer