progresifjaya.id, JAKARTA – Video azan dengan lafaz “hayya alal jihad (mari kita jihad)” bikin heboh dunia maya. Banyak yang menyayangkan, adanya ajakan jihad pada lafaz azan di video tersebut. Bersyukur, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah buru-buru menenangkan umat agar tidak terhasut dengan video tersebut.
Belum diketahui, siapa yang pertama membuat video tersebut. Yang pasti, video azan “hayya alal jihad” ini langsung viral di media sosial. Bukan hanya satu, di medsos ditemukan ada sekitar 4 video dengan isi yang hampir sama. Yakni menyelipkan seruan jihad dalam lafaz azan yang di kumandangkan.
Dua dari video itu, dilakukan seorang yang melafazkan azan (muazin) berambut pirang dengan diikuti oleh sejumlah orang berbaris layaknya orang akan melaksanakan shalat.
Yang berbeda dengan azan biasa, yakni perubahan lafaz “hayya alash shalah” diganti menjadi “hayya alal jihad”. Satu video lagi, dilakukan pria berparas Timur Tengah dengan latar di sebuah garasi rumah. Yang lebih ekstrem, yakni video dengan muazin nenteng pedang khas Arab yang ujungnya bercabang.
Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar membenarkan video-video viral tersebut. Kata dia, video itu banyak ditemui di masjid-masjid sekitar Petamburan, Jakarta Pusat dan di Bogor, Jawa Barat.
Aziz tidak menyalahkan orang-orang yang membuat video tersebut. Bahkan menurutnya wajar. Kenapa? Karena masyarakat menganggap ada ketidakadilan. Khususnya ketidakadilan yang menimpa ulama dan habaib yang dianggap bertentangan dengan pemerintah. “Wajar kalau rakyat marah, makanya saya memiliki pandangan perlakukan hukum dengan baik sesuai asasasas ke adilan,” tutur Aziz.
Namun, dua ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah tak sejalan dengan pemikiran orang FPI tersebut.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menjelaskan konteks jihad di era sekarang. Saat ini, kata dia, jihad harus dimaknai segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional. Seperti mewujudkan perdamaian dunia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memakmurkan ekonomi warga serta menciptakan tata kehidupan yang adil dan beradab.
Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan ragam suku dan budaya. Maka jihad itu harus memperkuat toleransi dan saling menghargai.
Untuk itu, NU mengajak semua umat memperkuat persaudaraan agar tidak mudah terpecah. “Jangan terpengaruh hasutan, apalagi terprovokasi. Agama jelas melarang keterpecahbelahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian masyarakat,” ujarnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti tidak mengetahui apa tujuan dari video azan tersebut. Merubah lafaz azan dengan mengganti “hayya alal jihad”, kata dia, tidak ada dalam syariat Islam. Baik dari Alquran maupun Hadist.
Mu’ti berusaha ngademin umat Islam di Indonesia, khususnya kader Muhammadiyah. Namun, hal seperti ini juga harus dilakukan sejumlah ormas lainnya. “Perlu segera memberikan pengarahan kepada anggotanya. Tujuannya, agar tetap teguh mengikuti ajaran Is lam yang lurus,” pesannya.
Selain ke ormas Islam, dia juga meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Kementerian Agama segera memblokir video tersebut di sosmed. Sehingga ma syarakat yang resah, tidak semakin bertambah.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengaku belum memahami konteks dari video tersebut. Apakah itu sebatas konten di sosmed atau memang ada pesan khusus yang ingin disampaikan. Menurutnya, jika seruan tersebut sebagai ajakan perang, tentu tidak relevan dalam situasi damai seperti saat ini.
Dia pun mengajak, seluruh pimpinan ormas dan para ulama memberi pencerahan kepada masyarakat. Khususnya, agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual tanpa memahami konteks dari ayat Al-Quran maupun hadis. “Di sini pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama, dan kiai memberikan pencerahan agar masyarakat memilik pe ma hamaan keagamaan yang komprehensif,” katanya.
Politisi senior PPP ini berharap, semua pihak menahan diri dalam menyikapi masalah tersebut. Sekalipun ingin berdialog, tentu melalui pendekatan persuasif. Dan tak kalah penting, menghindari tindakan kekerasan dan melawan hukum.
Apa tanggapan Polri? Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki video yang viral tersebut. Direktorat Tin dak Pidana Siber Bareskrim Polri sudah dikerahkan untuk menyelidiki video ini.
Sementara, warga dunia maya mengaku geram dengan video yang viral tersebut. “Saudara seiman gua kenapa jadi begini aduuuuh,” cuit akun @ Ismaiii_24434.
“Innalilahi wa innailaihi rojiun Akibat korban belajar dari ulama yang ga bertanggung jawab,” sambung akun @yudhianto_teddy.
“Langsung tangkap, udah ada pelakumya di video itu Giliran yang cuma bilang adzan kekerasan suaranya dibui 2 tahun?!” ujar akun @wargabiasa021. “Aparat jangan takut donk….” timpal akun @tyasabe.
Sumber: RM.co
Editor: Hendy