progresifjaya.id, KAB. BOGOR – Carut marut penerimaan murid baru melalui sistem zonasi dan prestasi terjadi di Kabupaten Bogor.
Calon siswa yang jelas mempunyai prestasi gagal diterima di SMP Negeri lantaran kursinya diambil alih oleh “siswa titipan”. Dampaknya calon siswa nyaris terancam putus sekolah.
Salah satu bukti yang terjadi menimpa orang tua siswa berinisial N, yang sudah mendaftar di SMPN 01 Tajurhalang dengan jalur prestasi rapot.
Tapi ternyata N tidak diterima. Anehnya, yang tidak mempunyai prestasi malah diterima. Walaupun data kelengkapan “orang tua siswa titipan” bukan berdomisili Kabupaten Bogor.
“Kami kecewa dengan sistem sekarang, kenapa titipan bisa lolos? Apakah siswa tersebut anak dari anggota? Sedang yang harus diutamakan berdomisili Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Tajurhalang,” tegas orang tua siswa.
Di pihak lain, Kepala Sekolah SMPN 01 Tajurhalang, Dede mengatakan, bahwa siswa yang diterima karena orang tuanya pindah tugas di Tajurhalang.
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah karena pindah tugas, siswa ini secara otomatis dapat lolos? Sedangkan data kartu keluarga tersebut berada di luar Kabupaten Bogor.
Permainan seperti ini sudah lumrah dilakukan oknum kepala sekolah. Beli bangku dan lewat belakang sudah biasa.
Pihak Disdik Kabupaten Bogor seolah-olah tak mau tahu atau seperti cuci tangan dengan kejadian tersebut. Berapa anak bangsa yang akan terlantar kalau hal ini di biarkan. Lingkaran setan tetap berjalan.
Pihak aparat penegak hukum harus turun tangan menyelidiki adanya dugaan pungli untuk menyelamatkan anak bangsa yang wajib belajar sembilan tahun. (Din)