Oleh: Pemerhati Masalah Sosial
Umat islam menjadikan hari kelahiran Nabi (12 Rabiul Aawal) Muhammad Rasulullah SAW, sebagai moment penting untuk refleksi setiap muslim hendaknya, sikap prilaku ucapan dan perbuatannya mencontoh pribadi mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’anul Karim Surat Al Ahzab 21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (Kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Penulis berharap implementasi Firman Allah tersebut adalah Contohlah aku karena aku telah mencontoh Rasulullah SAW
Dengan pemahaman seperti ini, maka setiap muslim harusnya dalam ucapan perbuatan sikap dan prilakumya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah itu tercermin dalam sikap yang melekat pada diri Rasulullah SAW yaitu STAF ( S idiq/ benar, T abligh/ menyampaikan, A manah/ terpercaya F atonah/ cerdas) dan sifat yang mustahil/ tidak mungkin ada pada diri Rasul lawan dari STAF yaitu KKKJ( K adzab/ bohong, K itman/menyembunyikn, K hiyanah/ berkhianat, J ahlun/bodoh)
Saat ini justru sifat mustahil/ yang tidak ada pada diri Rasull yaitu sifat KKKJ
K adzab/ bohong menjadi hal yang biasa bahkan dipuja-puja
K itman, menyembunyikan/ tidak transparan bahkan tidak menyampaikan yang seharusnya di sampaikan, menutup nutupi berbagai kecurangan adalah menjadi prilaku yang selalu dipertontonkan.
J ahlun/ tidak cerdas alias bodoh, anehnya banyak orang cerdas, pinter justru jadi korban kebodohan, kalo begitu siapa yang pinter siapa yang bodoh
Dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
Penulis: Dr. MUKHTADI EL HARRY, MM