progresifjaya.id, JAKARTA – Men PAN RB (Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi) Rini Widyantini terima kunjungan Duta Besar Singapuran untuk Indonesia Yang Mulia Kwok Fook Seng, di Kantor Kementrian PAN RB, Jalan Sudirman Kav. 69, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2024).
Dalam kunjungannya itu, kedua belah membahas langkah langkah strategis penguatan kerja sama kedua negara dalam hal transformasi digital hingga pelayanan publik inklusif.
Menteri Rini menjelaskan, kemitraan Indonesia-Singapura, terutama di bidang digitalisasi dan tata kelola sektor publik telah menghasilkan capaian positif.
“Kami harus belajar bagaimana Pemerintah Singapura mengembangkan digitalisasi di sana. Kami juga ingin mempelajari cara memberikan pemahaman pada masyarakat terkait transformasi digital agar dapat diterima dan dimanfaatkan,” ujarnya saat bertemu dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Yang Mulia Kwok Fook Seng di Jakarta,Selasa (19/11).
Lebih lanjut Rini menjelaskan, perjalanan transformasi digital Indonesia telah diperkuat dengan lahirnya Peraturan Presiden No. 82/2023 tentang Percepatan Transformasi Digital dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional, dan Tata kelola transformasi digital ditargetkan untuk disempurnakan, inisiatif GovTech didorong, dan infrastruktur digital publik diperkuat.
“Untuk mencapai tata kelola digital yang terintegrasi dan inklusif penting untuk membangun platform strategis yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan memperkuat Infrastruktur Publik Digital, termasuk Digital ID, Platform Pertukaran Data, dan Pembayaran Digital, kami akan membangun fondasi yang kuat untuk pelayanan publik,” tutrnya.
Rini berharap Pemerintah Singapura akan terus menjadi bagian dari perjalanan transformasi digital Indonesia. “Terima kasih atas dukungan Pemerintah Singapura pada upaya digitalisasi kami dan tata kelola sektor publik di Indonesia. Saya yakin kemitraan ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang dan kita dapat mencapai tujuan bersama,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Yang Mulia Kwok Fook Seng menuturkan, pentingnya membangun pelayanan publik inklusif di tengah upaya digitalisasi pelayanan. Singapura masih mempertahankan pelayanan konvensional untuk menjamin siap warga dari lintas generasi terlayani dengan baik.
“Kami juga masih menggunakan cara-cara lama untuk melayani senior citizen yang secara kemampuan digital tidak sebaik generasi muda. Karena secara prinsip pelayanan publik itu harus bisa merangkul dan melayani semua,” tuturnya.
Menurutnya, bahwa proses integrasi dan transformasi digital hingga Singapura berada di posisi saat ini membutuhkan waktu hampir dua decade, pada awal pembangunannya, Singapura juga menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan berbagai aplikasi yang dimiliki instansi pemerintah.
“Permasalahan di Singapura saat memulai integrasi juga serupa dengan yang dihadapi Indonesia saat ini. Masing-masing kementerian/lembaga membangun aplikasi. Kami juga memerlukan waktu untuk mengintegrasikannya,” imbuhnya.
Sumber: Humas Kemen PAN RB/Editor: Asep Sofyan Afandi