progresifjaya.id, JAKARTA – Setelah Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus impor gula, kini Kejagung diminta usut semua kasus impor agar dianggap tak tebang pilih.
Media sosial ramai menyoroti kasus impor gula yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Warganet menilai pengusutan semua kasus impor ini bisa membuktikan jika Kejagung tak tebang pilih.
Meski telah mengusut kasus ini selama satu tahun, namun Jaksa belum membidik Menteri Perdagangan lain yang juga mengimpor gula secara besar-besaran saat menjabat.
Diketahui, setelah Tom Lembong, kursi Menteri Perdagangan sempat diisi oleh empat tokoh lain sepanjang 2015-2023, di era pimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Setelah Tom Lembong digeser Jokowi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, sekarang Kementerian Investasi, ada empat tokoh yang sempat menduduki kursi Menteri Perdagangan. Keempat tokoh tersebut adalah Enggartiasto Lukita, Agus Suparmanto, Muhammad Lutfi, dan Zulkifli Hasan.
Kebijakan impor gula sendiri tidak hanya terjadi saat Tom Lembong menjadi menteri. Namun hampir semua Menteri Perdagangan menjalankan kebijakan serupa. Bahkan, jumlahnya lebih besar dari Tom Lembong.
Sistem kebijakan impor sama, pemerintah menyerahkan pengadaan gula impor ke pihak swasta karena pemerintah tidak ada uang atau anggaran lebih untuk melakukan impor. Pihak swasta sah-sah saja bila harga dinaikkan karena murni perhitungan bisnis.
Impor Lebih Besar
Sementara itu usai Tom Lembong mendapat tugas baru dari Jokowi, posisi Menteri Perdagangan diemban oleh politikus dari Partai NasDem, Enggartiasto Lukita.
Selama menjabat di periode 2017-2019, Engartiasto tercatat mengimpor gula kristal sebanyak 13,97 juta ton. Pada 2017, Enggartiasto mengimpor gula sebanyak 4,40 juta ton. Kemudian pada 2018, dia mengimpor 5,48 juta ton, dan 4,09 juta ton di akhir masa jabatannya.
Di periode kedua kepemimpinan Jokowi, kursi Menteri Perdagangan diamanahkan kepada Agus Suparmanto. Selama setahun menjabat, Agus mengimpor 5,53 juta ton gula. Tongkat estafet Menteri Perdagangan kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Lutfi.
Selama dua tahun menjabat, Lutfi mengimpor gula kristal sebanyak 11,49 juta ton. Pada 2021 dia mengimpor 5,48 juta ton, sedangkan pada 2022 mengimpor 6,01 juta ton. Angka tersebut menjadi volume impor gula paling besar di antara menteri-menteri lain.
Menteri Perdagangan terakhir di era Presiden Joko Widodo adalah Zulkifli Hasan. Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu pada 2023 mengimpor gula sebanyak 5,06 juta ton.
Jadi acak-adut impor potensial tidak hanya terjadi pada saat Tom Lembong menjabat sebagai menteri perdagangan. Oleh karena itu, agar tidak memunculkan syak wasangka buruk, sebaiknya Kejagung memeriksa semua kasus yang memang potensial merugikan negara.
Merujuk pada hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang pengelolaan tata niaga impor pangan sejak 2015 hingga Semester I 2017. Tepatnya dari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Thomas Lembong, hingga Enggartiasto Lukita, menemukan 11 kesalahan kebijakan impor pada lima komoditas: beras, gula, garam, kedelai, sapi, dan daging sapi. (Red)