progresifjaya.id, JAKARTA – Menjelang lebaran, mal atau pusat perbelanjaan sudah diserbu masyarakat yang hendak membeli baju baru. Bersama keluarga, teman-teman atau pacar, mereka berbondong-bondong mendatangi pusat perbelanjaan.
Tak aneh sejak H-5, pusat perbelanjaan seperti di Tanah Abang, Thamrin City, Pasar Senen, Mal Metropolitan Bekasi dan lain -lain disesaki para pengunjung.
Imbasnya, para pedagang meraup laba yang cukup menggiurkan. Pedagang merasakan keuntungan setahun sekali di mana bulan-bulan sebelumnya meraka tidak dapatkan.
Sebelum bulan Ramadhan, pusat perbelanjaan sangat sepi akibat daya beli masyarakat yang menurun. Ditambah adanya belanja online dan banyaknya mal maka tak aneh pusat perbelanjaan terlihat sepi. Bisa dikatakan “mati suri”.
“Alhamdulillah pak rezeki Ramadhan. Sebelumnya sangat sepi. Bagaimana mau menjual dagangan kami kalau pengunjung sepi. Rezeki setahun sekali pa,” ujar salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang kepada progresifjaya.id.
Akan tetapi, berbanding terbalik dengan situasi di Masjid. Beberapa hari terakhir Masjid sepi. Memang miris.
Seperti situasi di Masjid Nurul Islam, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dan Masjid An Nur Rawamangun, Jakarta Timur.
Pada malam pertama hingga malam ketujuh, situasi Masjid sangat ramai. Jamaah terpaksa salat Tarawih di pelataran parkir atau di selasar. Kini sampai H-4 lebaran, jamaah yang salat hanya tinggal dua atau tiga saft. (Hendy)