Wednesday, July 9, 2025
BerandaHukum & KriminalMetafora Legenda Muhammad Ali, Doping Motivasi Kerja Melayani Bagi Awak Satpas...

Metafora Legenda Muhammad Ali, Doping Motivasi Kerja Melayani Bagi Awak Satpas Polres Cirebon Kota

progresifjaya.id, JAKARTA – Figur juara dunia tinju kelas berat tiga kali berjuluk ‘The Greatest’, Muhammad Ali merupakan sosok inspiratif, kontroversial, juga berpengaruh, baik di dalam maupun di luar ring. Ketiga poin tersebut tak terkecuali juga lekat dengan gerakan tinju butterfly-nya yang khas dan flamboyan. Menjadi ciri  sekaligus juga penegasan bahwa dirinya  memang identik beda dengan kebanyakan petinju lain.

Seluruh ringkasan nilai dan kesan ini pun jadi obyektivitas kasat mata seorang Muhammad Ali. Menjadi poin dengan kategori kasar dari petinju flamboyan yang juga punya julukan ‘The Boxing Poet Laureate’ karena gaya bicaranya yang puitis dan penuh metafora.

Masih banyak yang belum ngeh sebenarnya dengan julukan tersebut. Itu kalau mau jujur. Dan dari julukan itu juga sang legenda tercatat pernah berujar metafora pakai bahasa ibunya, “Service to others is the rent you pay for your room here on earth”.

Apa itu? Kalau di-Indonesiakan lebih kurang artinya adalah melayani orang lain adalah biaya sewa yang Anda bayar untuk tempat tinggal Anda di bumi ini. Hhmm. The metaphorical meaning is very deep, right. Ucapan kiasan berkelas dari ‘Mighty Mouth’- julukan milik Muhammad Ali yang lainnya dengan kandungan arti serta makna sangat dalam.

Untuk menyederhanakan arti dan makna dalam kiasan ucapan tersebut, pola gesture dan psikis pelayanan sumber daya manusia (SDM) di Satuan Penyelenggara Admistrasi SIM (Satpas) Prototype Polres Cirebon Kota ke para pemohon boleh jadi opsi pengartiannya.

Satpas Prototype Polres Cirebon Kota yang berlokasi di Jalan Ade Irma Suryani Nasution, Panjunan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, jika tak salah ingat adalah Satpas klas modern pertama di lingkup wilayah hukum Polda Jawa Barat (Jabar). Satpas ini juga jadi pilot project penggunaan teknologi FIFO (First In First Out) buat menata dan merapihkan antrean pemohon. Dengan teknologi ini, proses pemohon dipastikan transparan sesuai urutan kedatangan.

Modernisasi teknologi Satpas Cirebon Kota juga tercermin dari penerapan sistem yang terintegrasi dengan aplikasi Digital Korlantas Polri, dan sistem E-Drives. Teknologi era 4.0 ini diterapkan guna ummeningkatkan efisiensi, transparansi, serta keamanan dalam proses pembuatan dan perpanjangan SIM.

Aplikasi Digital Korlantas Polri yang dimaksud juga memungkinkan pemohon untuk mendaftar proses SIM baru, perpanjangan SIM, serta pembayaran secara online. Termasuk juga di dalamnya memuat fitur SIM Nasional Presisi (SINAR).

Selanjutnya juga ada Electronic Audio Visual Integrated System (E-AVIS) sebagai cermin modernisasi berikutnya dari Satpas Cirebon Kota. Sistem ini dipakai buat pelaksanaan  ujian teori SIM secara online melalui gadget di lokasi pembuatan SIM.

Lalu juga ada Electronic Driving Test System (E-Drives) yang digunakan saat ujian praktik SIM. Dengan teknologi ini, proses ujian bakal dapat pengawasan ketat dengan hasil poin yang transparan zonder kongkalikong.

Terakhir, cermin modernisasi Satpas Cirebon Kota juga bisa merujuk pada penggunaan sistem  RFID (Radio Frequency Identification),
infrared, dan sensor. Sistem RFID adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi dan melacak objek secara otomatis. Sistem ini terdiri dari tag RFID yang ditempelkan pada objek, reader RFID yang membaca data dari tag, serta antena yang membantu komunikasi antara tag dan reader.
Dengan sistem ini, pengawasan ujian praktik SIM dipastikan bakal lebih strength guna memutuskan hasil poin cara berkendara pemohon.

Doping Kerja

Bintara urusan (Baur) SIM Polres Cirebon Kota, Aiptu Beben Subagja dalam pernyataan resminya kepada progresifjaya.id mengatakan, pernyataan metafora Muhammad Ali perihal melayani orang lain sebagai biaya sewa hidup di bumi merupakan sumber penghayatan dan inspirasi serta motivasi kerja seluruh awak Satpas Polres Cirebon Kota. Tiap kali mengingat dan memahami makna  seuntai metafora tersebut, Para awak Satpas pun jadi serasa sedang mengonsumsi doping. Efek doping yang kemudian dihayati serta dijiwai tengah kencang mengalir dalam tubuh itu kemudian dilepaskan secara bebas ke dalam ritme pekerjaan.

“Terasa seperti ada dorongan kuat dari dalam tubuh biar bekerja cepat dan taktis melayani pemohon. Kita juga terbayang seperti tengah beraktivitas dalam lingkungan yang enjoy, humble dan happy sehingga kita jadi rentan full smiling ke orang- orang yang dijumpai,” papar Aiptu Beben coba menyederhanakan wujud dari implementasi metafora dimaksud.

“Ya, sebagaimana laiknya efek kerja dari doping saja, sih. Jadi pendorong, jadi penyemangat kita saat bekerja. Dan kita juga  terus membiasakan serta membudayakan pola  dan ritme kerja taktis on schedule. Harus on time tak bisa  telat karena Muhammad Ali kan sudah memetaforakan kerja melayani orang lain. sebagai uang sewa hidup di bumi,” Aiptu Beben berujar.

“Secara de facto juga kan, sudah jelas kalau telat bayar uang sewa, pastinya bakal dikejar-kejar terus bahkan bisa diteror sampai benar-benar terbayar. Pemahaman ini jadi suntikan moral kita untuk meningkatkan kualitas hasil kerja sekaligus terus
belajar untuk meminimalisir kesalahan hasil kerja kita,” dia menambahkan.

Dikatakan Aiptu Beben juga, efek positif lain yang juga sangat terasa usai mengkhatamkan pemahaman metafora tersebut adalah rasa empati yang terdongkrak tinggi.

Naiknya rasa tersebut bikin para awak Satpas jadi punya rasa peduli yang tinggi terhadap pemohon SIM. Tak ada lagi pemohon yang komplain karena merasa terabaikan. Semuanya tertangani dengan baik dan tetap ada pada ketukan ritme kerja yang on schedule.

Aktivitas kerja pada jam operasi Satpas Polres Cirebon Kota

“Kami di sini punya rasa peduli sangat tinggi terhadap orang lain
yang kita layani. Baik itu kenal atau tidak. Jadi logikanya sama yang tidak kenal aja kita bisa begitu awareness, apalagi sama yang kenal, kan,” jelas Aiptu Beben lagi.

“Dan itu juga tak dipungkiri jadi penyebab rasa cinta dan sayang warga Cirebon Kota terhadap eksistensi kerja dan pelayanan kami di Satpas jadi begitu tinggi. Hai, we also love and care for you, the residents of Cirebon City,” sambungnya seraya pamer ekspresi macam orangsedang kerepotan untuk menyapa balik warga Cirebon Kota.

Lebih lanjut dikatakannya lagi, seluruh teknologi digital canggih era 4.0 yang terpasang di Satpas sejatinya adalah penopang dan pendukung operasional kegiatan. Sementara yang jadi kunci kramat sekaligus jadi alat super canggih buat membuka pintu keberhasilan operasi tetap saja tersebut dengan istilah human alias SDM Satpas.

“Ya kunci keberhasilan satu organisasi, institusi, perusahaan atau macam perkumpulan lainnya itu adalah orang di dalamnya. Mereka adalah motor, inisiator, motivator, juga operator dan driver yang menjalankan perkumpulan itu,” urai Aiptu Beben coba menjelaskan rinci.

“Jika kualitas kemampuan orang-orangnya sudah pada tingkat dewa dan solid, keberhasilan di level mana pun saya garansi bisa dibuka. Sebaliknya jika kualitas kemampuan orang di dalamnya  cuma teronggok di tataran kurcaci juga plus kurang solid, pintu keberhasilannya malah bisa makin rapat susah terbuka meski digerus gerinda tajam berkali-kali,” sambungnya lagi.

Secara eksplisit, Aiptu Beben memang tidak menyebutkan detail nama  pada  penjelasannya ke progresifjaya.id – terkecuali Muhammad Ali. Tapi jika mengingat ulang lagi semua gambaran metafora yang dijelaskannya sepotong demi sepotong – macam orang memparodikan gaya Muhammad Ali, kolase potongan metafora itu sepertinya berlabuh ke satu nama yakni Craig Groeschel, seorang penulis buku yang juga Pendeta Senior Life Church dan pencipta Craig Groeschel Leadeship Podcast asal Amrik.

Di beberapa uraiannya dengan tema kepemimpinan dan organisasi, pria kelahiran Houston, Texas, 2 Desember 1967 ini dalam bahasa ibunya berkali-kali menegaskan bahwa, “The key to success in any organization is identifying, developing, and empowering the rightl people”.

Untuk lanjutan bilingualnya yang langsung ditake over Aiptu Beben kala itu coba  berujar bahwa, “Kunci sukses dalam organisasi mana pun adalah mengidentifikasi, mengembangkan, dan memberdayakan orang yang tepat. Ingat aja itu”.

Wew, cukup mengejutkan juga Baur. Satpas Polres Cirebon Kota ini nampaknya yah. Ada banyak kemampuan dan kebisaan yang dimiliki, namun kasat mata selalu membumi  dan rendah hati. Ciri khas seorang pendekar, ini teuh.

Tapi tetap saja, buat style penjelasannya masih tetap kental nuansa puitis yang berduet dengan kalimat metafora macam gaya khas Sang Legenda, Muhammad Ali. Butuh IQ minimal sedikit di atas rata-rata, pastinya untuk bisa memahami dengan cepat dan benar. Sementara dari sudut pandang kacamata plus penulis,style dan gaya yang ditunjukkannya ini malah lebih pas dianggap sebagai mirror kapabilitas dan kualitas kerja melayani para awak Satpas Polres Cirebon Kota sudah sampai di level berapa dan akan up terus pada prosesnya. Good luck getting to the highest level, ya bro. (Bembo)

Artikel Terkait

Berita Populer