progresifjaya.id JAKARTA – Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin, lakukan peninjauan pengerukan Kali Sarua yang melintasi dua wilayah meliputi, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu dan Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Selasa (6/2/2024).
Menurut, Walikota Munjirin, peninjauan dilakukan untuk memastikan langkah yang sudah dilakukan stekholder terkait, dalam menindaklanjuti permasalahan banjir yang kerap melanda kawasan sekitar di saat musim penghujan.
Lebih lanjut Munjirin menuturkan, jajaran terkait sudah berkoordinasi mulai dengan SDA (Suku Dinas Sumber Daya Air), pihak Kecamatan, Kelurahan, Pengurus RT, RW termasuk sejumlah tokoh masyarakat dalam upaya menanggulangi permasalahan wilayah sekitar dalam dengan melakukan pengerukan kali sepanjang 1,2 kilometer.

“Untuk mendukung upaya pengerukan lumpur sepanjang 1,2 Kilometer ,dan terdapat 18 jembatan antar kampung, dari 21 jembatan akan dibongkar untuk memudahkan akses alat berat bekerja,” tutur, Munjirin.
Walikota menambahkan, nantinya jembatan yang akan dibongkar tersebut akan diperbaiki sebagian dengan menerapkan jembatan bersistem buka tutup. “Kita juga meminta dukungan kepada warga untuk yang mempunyai tanah kosong di pinggir kali, agar sebagian dilebarkan guna pembuatan turap nantinya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Lurah Pejaten Barat Asep Ahmad Umar mengatakan, Kali Sarua yang melintas di wilayahnya tak pernah dinormalisasi selama puluhan tahun. “Permasalahan banjir imbas meluapnya kali memang sudah menahun. Informasi yang saya dapat, sudah 50 tahun belum pernah dilakukan normalisasi kalinya,” ujar dia kepada wartawan di bantaran Kali Sarua, Rabu (31/1/2024).

Untuk itu, Asep mewajarkan jika Kali Sarua menjadi penyebab utama banjir di wilayah tersebut. Terlebih, saat ini kedalamannya hanya sekitar 30 sentimeter.
“Bayangkan tak pernah dikeruk selama 50 tahun, pasti sangat dangkal kalinya. Makanya saya bersyukur mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk melakukan normalisasi meski banyak kendala,” tutur, Asep
Asep juga menuturkan, salah satu kendala yang dihadapi, adalah keberadaan jembatan yang menghubungkan rumah-rumah warga. Tak kurang ada 21 jembatan yang menghubungkan Kelurahan Pejaten Barat dan Kelurahan Kalibata.
“Jadi jembatan ini bukan yang besar sebenarnya, berukuran kecil dan mayoritas hanya untuk melintas kendaraan roda dua. Jadi kendala karena ukurannya rendah, alat berat tak bisa melintas,”tuturnya.
Sementara itu, untuk sementara waktu warga harus bersabar mutar mencari jembatan lain untuk bisa melintas. “Warga untuk sementara waktu harus sabar untuk memutar. Akibat dari beberapa jembatan dihancurkan sementara agar alat berat dan pekerjaan pengerukan berjalan lancer. Target pekerjaan normalisasi setidaknya memakan waktu sekitar tiga bulan,” pungkasnya.
Penulis/Editor: Asep Sofyan Afandi