Oleh: Dr., Drs., Mukhtadi El Harry, MM., M.Sc
Pelanggaran Etik seolah menjadi produk hukum baru………..
Ingat ulah MK (Majelis Konstitusi) yang sangat kontroversial, sangsinya hanya sebatas Pelanggaran Etik, dan Keputusan MK kontroversial itupun tetap terus dilaksanakan alasannya final dan mengikat.
Ketua MK nya pun hanya mendapat sangsi diberhentikan dari jabatan sebagai ketua, tapi tetap sebagai Hakim meskipun tidak boleh mengadili sengketa Pemilu, sungguh aneh dan membingungkan……….
Obyek Yang Bermasalahnya Tetap Melenggang Jadi Cawapres (Calon Wakil Presiden) Pemilu 2024
Berbagai pelanggaran Ketua KPK, sangsinya nyaris sama cuma sebatas pelanggaran etik. Jangankan dipecat, pakai rompi orange atau ditahanpun tidak…
Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang melakukan pelanggaran fatal, sangsinya hanya pelanggaran etik, lagi-lagi keputusan kontroversial dan fatal tetap berlaku, tidak tau apa alasannya…. Kalau keputusan MK karena dianggap Final dan mengikat, jadi tetap terus dijalankan meskipun jelas-jelas salah………..
lalu apa alasannya keputusan KPU yang juga jelas-jelas salah meloloskan orang jadi Cawapres…….,kenapa tetap dilaksanakan, bukannya dibatalkan demi hukum, apakah karena putra mahkota, maka cukup sebatas dengan pelanggaran etik…….
Logika sederhana suatu pernikahan yang tidak syah, lalu diputuskan hanya melanggar etik, namun pernikahannya tetap dilaksanakan, lalu bagaimana konsekwensi hukum selanjutnya, misal hubungan suami istri dan anak keturunannya dan lain sebagaianya apa hukumnya…………………………………
Begitu juga Kasus MK dan KPU yang hanya diputuskan pelanggaran etik, sedangkan obyek masalahnya tetap melenggang jadi Cawapres, dan anehnya sebagian dari bangsa ini membenarkan dan tetap memuji-muji.
Kita pakai teori sederhana lagi: Bagaimana seandainya obyek yang bermasalah ini lolos jadi Wapres, lalu konsekwensi hukumnya bagaimana, apakah syah menjalankan fungsi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Apakah nanti negri ini menjadi negeri pelanggar etik hanya demi meloloskan putra mahkota. Lalu apa artinya ada para cerdik pandai, tokoh masyarakat, tokoh agama serta sejumlah tokoh lainnya, kalau membiarkan suatu kesalahan demi cari aman masing-masing.
Sungguh negeri yang aneh……………, setiap yang berani mengatakan kebenaran, diposisikan salah, dan yang mendukung kesalahan diposisikan benar dan aman.
Semoga yang membaca tulisan ini, bisa membedakan benar dan salah, dan hatinya terbuka…Aamiin…Aamiin…Aamiin Ya Robbal alamiin..(*)
Penulis: Pemerhati Masalah Sosial